Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Akuisisi Lagi dan Lagi, Emiten Pimpinan Jahja Setiaatmadja Diborong Investor

Akuisisi Lagi dan Lagi, Emiten Pimpinan Jahja Setiaatmadja Diborong Investor Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Aktif berekspansi melalui mekanisme akuisisi bukanlah suatu hal yang baru bagi emiten pimpinan Jahja Setiaatmadja, PT Bank Centra Asia Tbk (BBCA). Setelah akuisisi PT Bank Royal Indonesia (Bank Royal), BCA menyatakan akan kembali mengakusisi satu bank di Indonesia. 

Pada beberapa kesempatan lalu, Direktur BCA, Santoso, mengungkapkan bahwa  saat ini BCA tengah masuk dalam tahap persiapan. Dan, pihaknya mengaku hingga saat ini nama bank yang akan menjadi target akuisisi itu belum diputuskan. 

"Kami buka wacana untuk (akuisisi) satu lagi. Bank-nya belum tahu," imbuh Santoso kepada media di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (10/06/2019). 

Baca Juga: Bravo! Masuk Daftar Perusahaan Terbesar di Dunia, Saham BCA dan Telkom Tuai Cuan

Menyusul kabar semakin giatnya BCA melakukan ekspansi bisnis, investor di pasar saham tergiur untuk mengoleksi saham bank yang menduduki peringkat ke-553 sebagai perusahaan terbesar di dunia versi majalah Forbes ini. 

Baca Juga: BCA Yakin Kredit Kuartal II Melesat Tinggi

Hal tersebut terpantau melalui pergerakan saham BCA hingga siang hari ini. Pada penutupan perdagangan sesi I, saham BCA bertengger di posisi teratas sebagai saham yang paling banyak dikoleksi inevstor asing dengan capaian nilai investor asing beli bersih sebesar Rp73,1 miliar. 

Ramainya aksi beli investor tak ayal mampu mendongkrak harga saham BCA ke level yang lebih tinggi. Pagi tadi, saham BCA dibuka dengan level harga Rp29.000 per saham, namun saat ini harganya melejit hingga 0,09% ke level Rp29.025 per saham. Bahkan, harga saham BCA sempat menyentuh level Rp29.200 saham. 

 

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: