Cargill meningkatkan proses pemantauan, pendeteksian, dan pencegahan kebakaran di dalam dan di sekitar konsesi perkebunan kelapa sawit Cargill di Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat.
Sebagai bagian dari langkah tersebut, Cargill akan menyediakan pembaruan informasi secara daring secara berkala mengenai pemantauan titik api di konsesi perkebunan kelapa sawit perusahaan hingga akhir musim kemarau.
Langkah ini juga menegaskan kembali komitmen berkelanjutan Cargill dalam menyediakan informasi yang transparan bagi para pemangku kepentingan serta meningkatkan upaya dalam membantu masyarakat di sekitar konsesi perkebunan kelapa sawit Cargill untuk mencegah dan melindungi lahan dari kebakaran.
Richard Low, CEO Cargill Tropical Palm Holdings Pte Ltd, mengatakan, "Melindungi lahan dari kebakaran merupakan upaya bersama yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Agar dapat mencegah kebakaran lahan secara efektif dan membantu menanggulangi kebakaran lahan, diperlukan kerja sama yang erat antara masyarakat setempat, pemda, dan kami dalam program Desa Bebas Api Cargill."
Baca Juga: Cargill Dukung Petani Plasma Indonesia Lewat Sertifikasi Minyak Sawit Berkelanjutan
Pada 2016, Cargill meluncurkan program Desa Bebas Api Cargill bersama dengan pemda yang bertujuan memberdayakan masyarakat lokal untuk mencegah dan mengawasi lahan dari kebakaran yang berfokus pada pencegahan dan deteksi kebakaran, pemantauan dan pencegahan kebakaran lahan.
Hingga kini, program Desa Bebas Api Cargill meliputi 26 desa di daerah rawan kebakaran di sekitar perkebunan kelapa sawit Cargill di Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat. Sebagai bagian dari program tersebut, anggota masyarakat dari berbagai desa yang berpartisipasi dalam program ini mengikuti serangkaian lokakarya pendidikan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan mereka dalam menangani kebakaran lahan.
Cargill belum lama ini meningkatkan kemampuan dalam pemantauan titik api dengan menggunakan teknologi terbaru penginderaan termal di perkebunan Cargill di Mukut, Banyuasin, Sumatera Selatan.
Baca Juga: Cargill Gelontorkan US$500 Ribu untuk Gizi Anak Sekolah
Kamera penginderaan termal tersebut dapat mendeteksi titik api dan asap dalam radius lima kilometer di areal perkebunan seluas 9.000 hektare serta meningkatkan sistem pendeteksian titik api yang dimiliki Cargill saat ini.
Ketika kamera penginderaan termal tersebut dipadukan dengan alat-alat pendeteksian yang sudah ada, seperti menara pantau api dan pesawat nirawak (drone), teknologi ini menghasilkan pemantauan yang lebih komprehensif terhadap daerah-daerah rawan kebakaran.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: