Simak Perjalanan Karier Kivlan Zen Sebelum Jadi Tersangka Makar, Prestasinya Cemerlang!
Nama Kivlan Zen sedang ramai jadi bahan perbincangan. Mulanya ketika namanya disebut oleh tersangka pembunuhan berencana terhadap 4 tokoh negara dan seorang kepala lembaga survei. Penuturan itu diungkapkan melalui video pengakuan tersangka yang ditayangkan polisi dalam jumpa pers di Kemenkopolhukam pada Selasa (11/6/2019).
Kivlan Zen juga diduga memberikan sejumlah uang kepada dua orang tersangka tersebut dengan keperluan sebagai biaya operasional sekaligus biaya pembelian senjata api. Namun, ternyata uang tersebut bukan dari Kivlan.
Baca Juga: Kivlan Benarkan Terima Duit dari Habil Marati, Ternyata untuk Ini...
Dari masalah itulah nama Kivlan ditetapkan sebagai tersangka atas kepemilikan senjata api ilegal dan dugaan perbuatan makar. Sebelum menjadi tersangka, perjalanan karier Kivlan cukup menarik untuk disimak. Pasalnya, ia merupakan pensiunan Mayjen TNI yang memiliki prestasi di bidang militer yang cukup mumpuni.
Sebelum terjun ke dunia militer, Kivlan Zen sempat berkuliah di jurusan kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara. Ia juga aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan, mulai dari Pelajar Islam Indonesia hingga Himpunan Mahasiswa Islam.
Tapi, di tengah jalan pendidikan kedokterannya terpaksa berhenti. Kivlan lebih memilih untuk melanjutkan pendidikan militer di Akademi Militer tahun 1971.
Baca Juga: Dituding Mau Bunuh Wiranto cs, Pengacara Kivlan Zen: Hanya Niat Bercanda
Karier Kivlan Zen di dunia militer tak perlu diragukan lagi. Pria lulusan Akademi Militer 1971 ini pernah berkali-kali dipercaya mengisi posisi penting di beberapa operasi militer. Bukan hanya, di dalam negeri saja, tapi juga sampai ke luar negeri.
Pada tahun 1972-1983 misalnya, Kivlan beserta satuannya di TNI AD diterjunkan ke Irian Jaya dalam rangka operasi penegakan kedaulatan NKRI. Di sana ia berhasil meredam gerakan separatis Organisasi Papua Merdeka. Lalu, tahun 1985-1988 dia juga sukses meredam gejolak di Timor Timur.
Berkat kontribusinya terhadap permasalahan konflik, pada tahun 1995–1996 Kivlan dipercaya untuk menjadi Komandan Kontingen Garuda ke Filipina Selatan. Di sana, ia terlibat dalam proses perjuangan perdamaian Filipina yang kala itu tengah konflik dengan kelompok Front Pembebasan Islam Moro.
Kivlan Zen pun dipercaya mengemban posisi-posisi penting di TNI AD. Pada tahun 1990 saat pangkatnya Kolonel, ia pernah menjabat sebagai Kepala Staf Brigade Linud 1/Cilodong/Kostrad (Kasidif I Kostrad). Kemudian pernah menjadi Panglima Divisi Infanteri 2/Kostrad saat pangkatnya sudah Mayor Jenderal.
Baca Juga: Perjalanan Hidup Moeldoko, Dulu Hidup Susah Kini Bergelimang Harta
Tercatat, jabatan tertinggi yang pernah dienyam Kivlan adalah Kepala Staf Kostrad dengan pangkat Mayor Jenderal. Saat itu, Panglima Kostrad dipegang oleh Letnan jenderal Prabowo Subianto.
Tak berhenti sampai di situ, berkat pengalamannya di dalam konflik Filipina, Kivlan Zen ditunjuk sebagai salah satu negosiator pembebasan sandera Abu Sayyaf. Tepatnya di tahun 2016, 16 Warga Negara Indonesia disandera oleh kelompok kriminal bersenjata asal Filipina itu.
Saat kejadian itu, Kivlan beserta tim dari Indonesia terus melakukan pendekatan terhadap kelompok bersenjata Abu Sayyaf. Hal ini mudah dilakukan karena Kivlan memiliki kedekatan dengan Gubernur Sulu Toto Tan di Filipina.
Lewat kedekatan inilah Kivlan Zen bisa mengontak dan bernegosiasi kelompok Abu Sayyaf dan berhasil membebaskan para sandera tanpa mengeluarkan uang tebusan sama sekali.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar
Tag Terkait: