Tim Global Zakat-Aksi Cepat Tanggap (ACT) memberikan tanda penghargaan kepada atlet veteran Indonesia di Serpong, Tangerang Selatan. Kali ini penghargaan diberikan kepada Pascal Wilmar, seorang atlet voli.
Ia memulai karier sebagai atlet voli di umur 17 tahun. Awalnya Pascal berlatih di Akademi Maluku hingga akhirnya bisa menembus Universiade, olimpiade untuk mahasiswa dari seluruh dunia, pada 1991 di Inggris dan 1993 di Amerika Serikat.
Pengalaman paling berkesan baginya adalah menyumbang emas untuk Tanah Air pada SEA Games yang diselenggarakan pada1993 di Singapura. Atas berbagai pengalamannya, setelah pensiun dari dunia voli ia bertekad untuk membina Klub Maluku tanpa dibayar.
"Saya bisa jadi pemain juga karena latihan yang mereka berikan, atas motivasi yang mereka berikan. Jadi, dari situ, akhirnya saya punya niat bahwa saya tidak mau dibayar, tapi saya bantu anak-anak (Klub Maluku). Walaupun mereka tidak menjadi pemain nasional, kalau mereka bisa bermain bagus, setidaknya bisa masuk SMA dan kuliah dengan jalur prestasi," terang Pascal kepada tim Global Zakat-ACT.
Baca Juga: ACT Akan Salurkan Zakat Fitrah Hingga ke Suriah dan Palestina
Banyaknya fenomena veteran yang hidup sulit pascapensiun membuat Pascal melihat masalah ini dari perspektif lain. Ia menilai perlu ada pembinaan dan pendidikan di samping menjadi atlet semata. Oleh karenanya, kini sembari melatih ia terus membina dan memotivasi para anak didiknya untuk melanjutkan pendidikan.
"Kita boleh saja olahraga, tapi lebih baik kalau dua-duanya bisa berjalan karena ada sekolah yang bisa beri kita dispensasi untuk hal seperti itu. Ada beasiswa, ambil karena masa depan tergantung dari diri kita juga," ujar Pascal.
Setelah pensiun, Pascal sempat menduduki posisi project manager di sebuah perusahaan teknologi, namun ia memilih kembali ke dunia voli karena baginya voli adalah passion-nya.
"Saya coba jadi pelatih selama dua minggu, kemudian kok lebih dapat feel-nya, dapat passion-nya. Ya sudah, resign. Padahal dalam hati bertanya sendiri, kok saya bisa nekat sekali? Tapi ya sudah, dari voli saja saya bisa hidup. Hal ini karena saya menjalaninya dengan kenikmatan, dengan keikhlasan," kata Pascal.
Di sisi lain, Pascal Wilmar prihatin pada kehidupan atlet veteran lainnya. "Mungkin memang kalau di sini (kota besar) cukup, tetapi kita tahu sendiri di luar daerah juga banyak mantan atlet nasional yang prasejahtera. Di sini mereka bisa hidup cukup, tetapi begitu mereka pulang kampung, agak susah mencari pekerjaan baru. Saya sebagai salah satu yang mendapatkan bantuan ini berterima kasih atas bantuan dari Global Zakat, Grab, dan Kitabisa.com," katanya.
Baca Juga: Bukan Cuma Aladdin, 6 Film Live Action Disney Terlaris Ini Juga Kudu Ditonton!
Dayani, tim program ACT, turut mengamini harapan Pascal. "Semoga penghargaan yang sudah diberikan dapat menambah kebahagiaan para atlet. Terlebih khususnya Pascal Wilmar, semoga dapat meningkatkan bibit unggul untuk Indonesia ke depannya," timpal Dayani.
Pascal berharap tim voli putra dapat melesat maju hingga ke kancah internasional. Ia selalu berpesan agar para atlet voli tidak fokus pada olahraga belaka.
"Walaupun mereka berlatih voli, saya tetap memotivasi mereka agar tidak meninggalkan pendidikan karena bagaimanapun pendidikan itu akan berguna untuk masa depan mereka juga," tutup Pascal.
Penghargaan berupa bantuan dana ini merupakan program lanjutan tahap kedua kerja sama ACT bersama Kitabisa.com dan Grab Indonesia yang pertama kali diberikan pada April lalu. Program Penghargaan Atlet Veteran 2019 bertujuan untuk menghargai perjuangan para atlet veteran yang telah mengharumkan nama bangsa Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: