Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sesat Pikir Pengurus Golkar DKI Jakarta, Baladhika: Pantas Capaian Kursi Legislatif Hancur Bos!

Sesat Pikir Pengurus Golkar DKI Jakarta, Baladhika: Pantas Capaian Kursi Legislatif Hancur Bos! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Umum Baladhika Karya, Nofel Saleh Hilabi heran melihat 4 dari 6 Ketua-Ketua DPD II Partai Golkar DKI Jakarta, tiba-tiba mencabut dukungan kepada Bambang Soesatyo untuk menjadi calon Ketua Umum DPP Partai Golkar pada Munas 2019.

Baca Juga: Pengurus Daerah Gulirkan Dukungan, Harap Bamsoet Embuskan Angin Perubahan di Golkar

“Itu jelas merusak kredibikitas mereka sendiri sebagai politisi.” Kata Nofel.

Lebih dari itu, alasan yang mereka pakaipun tidak tepat dan cenderung mengada-ada. Menurut Nofel, Bambang Soesatyo (Bamsoet) belum mengumumkan maju. Bamsoet selalu menyatakan dukungan yang datang akan menjadi pertimbangannya.

"Pak Bamsoet saat ini masih tercantum sebagai pengurus DPP. Beliau pasti akan permisi dulu sebelum resmi mendeklarasikan diri sebagai Caketum, saat ini pak Bamsoet juga belum mengumumkan. Bila sudah resmi,pasti akan minta izin ke Pak Ketum (Airlangga Hartarto). Jadi, sangat jelas, Sampai saat ini pak Bamsoet tidak mengundang pihak manapun baik DPD I dan DPD II untuk hadir dan bersilaturahmi apalagi sampai meminta dukungan” lanjut Nofel.

Nofel membantah kalau Bamsoet yang mengundang ke-6 ketua DPD II Partai Golkar se-DKI Jakarta dan meminta dukungan.

“Bohong itu! Mereka datang atas inisiatif sendiri. Pak Bamsoet ingin menghindari kegaduhan jadi belum memulai proses apapun terkait pencalonan dirinya. Yang justru jelas tampak di masyarakat, Ketua-Ketua DPD II se-DKI menganggap ini hal main-main” Nofel menegaskan.

Sudah selayaknya, menurut Nofel, pengurus Golkar DKI Jakarta introspeksi diri atas capaian buruknya di Pileg 2019.

“Hancur bos! Kursi DPR dari 3 kursi tersisa 1 kursi. Bahkan berpotensi jadi nol jika sangketa di MK dimenangkan oleh Nasdem ataupun Gerindra. Kursi DPRD dari 9 kursi tersisa 6 kursi. Padahal targetnya muluk-muluk 20 kursi. Malu bos! DKI Jakarta ini etalase politiknya Indonesia. Konsekuensi bikin malu itu harusnya semua pengurus mundur.” Pungkas Nofel.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ferry Hidayat
Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: