Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ucapkan Selamat ke Pemenang Bukan Budaya Barat, Sindir Sandiaga?

Ucapkan Selamat ke Pemenang Bukan Budaya Barat, Sindir Sandiaga? Kredit Foto: Antara/Setneg-Agus Suparto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Syamsuddin Haris, menilai ucapan selamat dari Prabowo Subianto-Sandiaga Uno kepada Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin merupakan syarat mutlak dari rekonsiliasi.

"Ini soal sederhana, yang namanya kompetisi pemilu itu pasti ada yang kalah dan yang menang. Ya nggak mungkin menang semua, mesti ada pengakuan terhadap yang menang, mengaku kalah dan memberi selamat (kepada yang menang) itu nggak ada hubungannya dengan budaya Barat atau Timur, itu soal etika politik saja," ujarnya di Jakarta, Minggu (30/6/2019).

Prabowo dan Sandiaga sebagai elite politik akan memberi dampak kurang baik bagi masyarakat di bawah dengan tidak memberi selamat kepada Jokowi-Ma'ruf. Bahkan baginya Prabowo-Sandiaga telah menunda rekonsiliasi.

"Kalau pada level elite, calon presiden atau wakil presidennya nggak begitu (mengucapkan selamat kepada yang menang) apalagi pada level masyarakat di bawah. Itu kan artinya menunda memberi selamat itu menunda penyelesaian masalah, menunda rekonsiliasi," jelasnya.

Baca Juga: Jangan Paksa Prabowo dan Sandiaga Ucapkan Selamat ke Jokowi, Kenapa?

"Jadi bagi saya syarat rekonsiliasi yang pertama mengakui kekalahan, memberi selamat kepada yang menang, itu syarat rekonsiliasi. Jadi tidak akan ada rekonsiliasi selama itu tidak berlangsung, itu artinya Prabowo membiarkan massa di bawah tetap terbelah. Ya apa susahnya, apa beratnya (memberi selamat kepada Jokowi)," sambungnya.

Tidak hanya itu, Sandiaga tidak tepat menghubungkan budaya Barat dengan ucapan selamat ke Jokowi. "Kalau dihubungkan dengan budaya barat, demokrasi itu apa budaya timur? Itu badaya barat juga, pemilu (budaya barat), semua juga kan kita impor, jadi nggak tepat kalau dikaitkan ke situ (budaya barat)," terangnya.

Menurutnya, dalam sejarah kontestasi politik di Indonesia merupakan hal yang lazim jika seorang yang kalah memberikan selamat kepada pemenang.

"Nggak usah jauh-jauh, dalam Pemilu presiden sebelumnya 2004, 2009, itu yang kalah-kalah juga memberi selamat kepada yang menang, nggak usah dibawa ke barat atau ke timur," terangnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: