Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ralali Menjembatani UKM dengan E-Commerce

Ralali Menjembatani UKM dengan E-Commerce Ralali.com sebagai B2B marketplace hadir membantu usaha tersebut melalui Workshop Kuliner Ralali (WKR) “Strategi Membangun Bisnis Foodtruck”. Bertempat di Aula Utama Universitas Islam Bandung pada Minggu (30/6/2019). | Kredit Foto: Ralali.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pasar perdagangan online (e-commerce) semakin luas menyasar berbagai segmen. Bukan hanya segmen consumer (B2C), segmen bisnis (B2B) juga menjadi market yang menjanjikan. Dilihat dari pemainnya B2C sudah sangat banyak pemainnya, tapi untuk B2B, yang memanfaatkan platform marketplace masih sangat jarang.

Salah satu pelaku e-commerce B2B itu adalah Ralali.com, perusahaan rintisan atau startup yang fokus melayani para pelaku usaha kecil menangah (UKM). Ralali adalah platform yang menghubungkan perusahaan besar dengan para UKM, untuk kebutuhan peralatan dan perlengkapan, kantor, warung, bengkel, rumah makan, restoran, hotel dan lain sebagainya.

CEO Ralali, Joseph Aditya, mengatakan, dengan model bisnis tersebut, ada beberapa perbedaan pendekatan yang dilakukan kepada konsumennya.

Baca Juga: Kembangkan Kuliner Bandung, Ralali Gelar Workshop Strategi Bisnis "Food Truck"

"Mengingat konsumennya adalah para pelaku usaha, secara antar muka platform website maupun aplikasi, dibuat untuk memudahkan konsumen sesuai dengan segmennya masing-masing," ujar Aditya di Jakarta, Selasa (2/7/2019).

Menurut Aditya, pendekatan melalui kelompok konsumen itu menjadi kunci pelayanan yang diberikan. Dengan segmentasi konsumen menjadi lebih tertarget dan permintaan akan lebih jelas. Masing-masing segmen juga memiliki kebutuhan yang berbeda, seperti segmen Mart fokusnya ke harga murah karena untuk dijual kembali, tapi kalau Resto fokusnya adalah ketepatan waktu karena butuh kesegaran untuk menjaga kualitas.

"Buat saya segmentasi itu penting, setelah segmen selesai, baru kategori di dalam restoran apa, misalkan peralatan, ingredient, packaging, dan lainnya, furnitur dan lainnya,” jelas Aditya. 

Pengelompokan produk itu berdasarkan jenis usaha itu tentu memberikan nilai tersendiri kepada para konsumen dibanding ketika mereka mengunjungi toko online lainnya dengan model bisnis B2C. Satu lagi keuntungan yang ditawarkan adalah harga yang lebih murah, karena produk diralali dijual secara grosir. Ditambah kemudahan platform e-commerce pada umumnya, seperti dapat dibeli secara online dari rumah dan layanan pengiriman.

Baca Juga: Kembangkan Ekosistem UMKM, Ralali Berdayakan Pekerja Lepas

Dengan konsumen yang sudah tersegmentasi, membuat market akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan juga berbeda. Untuk menarik konsumennya, perusahaan memilih tidak beriklan di billboard, TV atau internet. Tapi lebih banyak melakukan kegiatan offline seperti seminar dengan kelompok konsumen tertentu.

Beberapa kegiatan yang dilaksanakan seperti workshop kuliner dan coffee journey untuk mendekati para pelaku UKM yang fokus di bidang resto dan hotel. Ada juga komunitas di berbagai kota melalui city expansion, seperti di Kota Palembang, untuk membantu para pelaku UKM di daerah dalam pengembangan bisnisnya.

Aktivitas offline menurut Aditya, menjadi cara untuk mengenal konsumennya (KYC), memastikan usaha para konsumennya. Tidak hanya itu, Ralali juga memiliki agen di lapangan untuk melakukan pendekatan satu per satu. Untuk membantu survei juga ada fitur Big Agen di aplikasi Ralali.

“Semua itu bertujuan untuk lebih dekat dengan target dan membangun relasi yang baik dengan pemerintah di berbagai kota, untuk akhirnya memberdayakan masyarakat yang belum memiliki pekerjaan,” jelas Aditya.

Baca Juga: Kemendag Kolaborasi dengan Ralali.com Tingkatkan Daya Saing Ekspor UMKM Malang

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: