Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berawal dari Hobi, Remaja Ini Berhasil Ciptakan Braigo, Printer Braille dari Leggo

Berawal dari Hobi, Remaja Ini Berhasil Ciptakan Braigo, Printer Braille dari Leggo Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Peluang usaha memang bisa datang dari mana saja. Entah itu datang dari pengalaman, pekerjaan, atau bahkan sekadar hobi. Seperti Shubham Banerjee, remaja asal India ini berhasil menciptakan printer braille yang disebutnya Braigo dengan harga terjangkau.

Bagi penyandang tunanetra, huruf braille menjadi penolong mereka untuk membaca dan menggunakan jenis tulisan dengan meraba. Printer braille sebenarnya sudah ada sejak tahu 1991, namun harganya begitu mahal. Memasuki tahun 2014, Banerjee mematahkan hal tersebut dengan menciptakan Braigo. Apa itu Braigo?

Baca Juga: Bocah 11 Tahun Ini Berhasil Jadi Miliarder Usai Bisnis Jual Password

Braigo sebenarnya tak diniatkan untuk sebuah bisnis, semua ini bermula dari tugas akhir sekolah yang Banerjee dapat. Ide membuat Braigo datang ketika dirinya mendapat edaran donasi untuk penyandang tunanetra. Kemudian, ketika itu ia baru berusia 11 tahun, bertanya kepada sang ayah bagaimana caranya orang buta membaca.

Tak banyak memberikan informasi, Niloy, ayah Banerjee menyarankan anaknya untuk mencari informasi selanjutnya di internet. Setelah melakukan pencarian, akhirnya remaja kelahiran 29 Oktober 2001 itu tertarik dengan huruf braille yang digunakan penderita tunanetra. Namun, ketika mencari tahu lebih dalam dan menemukan printer braille, Banerjee terkejut dengan harganya yang fantastis.

Mulai dari sanalah akhirnya ia melakukan eksperimen membuat printer braille dari potongan leggo. Karena laki-laki berkacamata itu memiliki hobi bermain leggo dengan adiknya.

Baca Juga: Simak Kisah Sukses Bocah 13 Tahun Pencetus Bisnis Skateboard Mini

Setelah melewati perjalanan panjang, akhirnya Banerjee berhasil menciptakan printer braille yang ia beri nama Braigo; Braille dan Leggo. Cara kerjanya sederhana, pengguna tinggal mengetikkan huruf biasa dari komputer atau notebook, dan nanti Braigo akan langsung menerjemahkannya ke dalam huruf braille dengan langsung mencetaknya di kertas yang tersedia. Biaya yang ia habiskan untuk eksperimen ini hanya sebesar US$355, sangat jauh dengan harga printer braille di pasaran yang mencapai US$2 ribu hingga US$10 ribu.

Belum cukup puas sampai di situ, Banerjee merasa Braigo belum sempurna sehingga ia berniat mengembangkannya lagi. Akhirnya, mendapat bantuan dari orang tuanya, ia mendirikan Braig Labs dengan modal awal sebesar US$35 ribu.

Baca Juga: Bikin Haru, Begini Kisah Pengusaha Kue Pengidap Leukimia, Hatinya Mulia!

Braigo Labs merupakan wadah baginya untuk mengembangkan Braigo menjadi perangkat seutuhnya yang bisa dijual di pasar. Singkat cerita, akhirnya Banerjee pun berhasil merampungkan Braigo v2.0 sengan kemampuan lebih canggih dan memamerkannya di ajang Intel Developer Forum 2014.

Penemuan Banerjee itu berhasil memukau Intel, sampai-sampai Intel berniat berinvestasi di Braigo Labs. Jumlah dana yang diinvestasikan tak disebutkan rinciannya, namun diperkirakan jumlahnya mencapai ratusan ribu dolar. Sejak saat itulah Banerjee dinobatkan sebagai pengusaha termuda di Amerika Serikat (AS).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: