Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Virgin Galactic Milik Richard Branson Akan Go Public pada Akhir Tahun

Virgin Galactic Milik Richard Branson Akan Go Public pada Akhir Tahun Kredit Foto: Instagram/richardbranson
Warta Ekonomi, Jakarta -

Miliarder Inggris Richard Branson akan membawa Virgin Galactic ke publik pada akhir tahun, memberikan dana yang sangat dibutuhkannya untuk mengambil Blue Origin milik Jeff Bezos dalam perlombaan menuju luar angkasa.

Perusahaan akan mendaftarkan sahamnya sebagai bagian dari merger dengan Social Capital Hedosophia Holdings Corp, Special Purpose Acquisition Company (SPAC), yang juga akan mengambil 49% saham di Virgin Galactic untuk sekitar US$800 juta, kata seorang sumber yang bekerja pada kesepakatan itu kepada Reuters.

Sumber itu juga mengatakan bahwa kesepakatan SPAC memungkinkan Virgin Galactic untuk go public lebih cepat, dibandingkan dengan penawaran umum perdana tradisional, yang mungkin dipertimbangkan perusahaan dalam enam hingga sembilan bulan setelah penerbangan komersial pertamanya. Dan mereka sedang mengerjakan kesepakatan ini untuk bagian terbaik dari sembilan bulan tersebut.

Baca Juga: Richard Branson Selaras dengan Bos Tesla, Soal?

Branson mendirikan perusahaan antariksa  Virgin Galactic dan Virgin Orbit dalam upaya meraih peluang dari permintaan yang meningkat untuk perjalanan ruang angkasa, dan sekaligus meluncurkan layanan satelit yang saat ini sedang meningkat trennya.

Peluncuran pasar pelayananan tradisional telah lama didominasi oleh pemain lama seperti United Launch Alliance, kemitraan antara Boeing Co dan Lockheed Martin Corp.

Tetapi sejak awal, target ambisius Branson untuk membawa pelanggan ke ruang angkasa telah mengalami penundaan dan kemunduran.

Pada bulan Februari, perusahaan mengambil langkah lebih dekat ke tujuan penerbangan suborbital untuk wisatawan antariksa ketika pesawat roketnya mencapai  ruang angkasa dengan penumpang uji coba untuk pertama kalinya.

Rival Blue Origin telah meluncurkan roket New Shepard-nya ke luar angkasa, tetapi perjalanannya belum membawa manusia. SpaceX tahun lalu menunjuk miliarder Jepang Yusaku Maezawa sebagai penumpang pertama dalam perjalanan keliling bulan, yang dijadwalkan untuk 2023.

Baca Juga: Blak-Blakan, Richard Branson Bongkar 8 Kunci Suksesnya

Ratusan orang dari 60 negara, termasuk aktor Leonardo DiCaprio dan bintang pop Justin Bieber, telah membayar atau menyimpan deposit untuk terbang di salah satu penerbangan suborbital Virgin. Beberapa pemegang tiket Virgin Galactic telah menunggu lebih dari 14 tahun untuk perjalanan mereka.

Penerbangan 90 menit, yang memungkinkan penumpang untuk mengalami beberapa menit tanpa bobot tubuh mereka, berharga sekitar US$250.000.

Branson mengatakan kepada CNBC, pada Selasa, bahwa biaya tersebut diperkirakan akan turun secara "dramatis" selama dekade berikutnya karena perjalanan ruang angkasa menjadi lebih mudah diakses oleh orang awam.

"Saya pikir kita bisa melakukannya lebih cepat daripada penerbangan biasa."

Reservasi Virgin saat ini mewakili sekitar US$80 juta dari total deposit yang dikumpulkan dan US$120 juta dari pendapatan potensial.

Baca Juga: Richard Branson Nasihati Elon Musk: Jangan Bekerja Terlalu Keras

Chief Executive Officer Social Capital Hedosophia, Chamath Palihapitiya, yang menginvestasikan US$100 juta sebagai bagian dari kesepakatan, akan menjadi chairman perusahaan gabungan.
"Dengan memulai babak baru pada titik lanjut dalam pengembangan Virgin Galactic ini, kita dapat membuka ruang bagi lebih banyak investor dan dengan melakukan hal itu, membuka ruang bagi ribuan astronot baru," ujar Branson dalam sebuah pernyataan.

SPAC akan menggunakan hasil dari IPO, bersama dengan dana pinjaman, untuk mengakuisisi perusahaan yang biasanya dimiliki secara pribadi. Investor dalam IPO SPAC tidak tahu sebelumnya perusahaan mana yang akan dibeli oleh SPAC, walaupun banyak yang menguraikan sektor-sektor di mana mereka ingin aktif di dalamnya.

Credit Suisse menyarankan Social Capital Hedosophia, sementara M Klein and Co, LionTree Advisors dan Perella Weinberg Partners menyarankan Virgin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: