Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Begini Kesiapan Kalimantan Jadi Ibu Kota Negara Baru

Begini Kesiapan Kalimantan Jadi Ibu Kota Negara Baru Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi sejumlah pejabat terkait melihat peta kawasan salah satu lokasi calon ibu kota negara saat peninjauan di Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Rabu (8/5/2019). | Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah telah memastikan bahwa ibu kota negara yang baru akan dipindahkan ke Pulau Kalimantan lantaran telah memenuhi sejumlah kriteria. Kalimantan Selatan adalah salah satu alternatif dari ibu kota negara.

Lantas bagaimana kesiapan Kalimantan Selatan untuk menjadi ibu kota Indonesia yang baru nanti? Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel), Sahbirin Noor saat menjadi pembicara Dialog Nasional Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN): Kalimantan untuk Indonesia di Novotel Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Senin (15/7/2019), mengungkapkan sejumlah keunggulan wilayah yang dipimpinnya tersebut.

"Kalimantan Selatan berada di posisi sentral, juga di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II di sekitar Selat Makassar. Lebih luar biasa lagi, kita bebas dari gempa bumi dan gunung api," kata dia dalam keterangannya, Selasa (16/7/2019).

Secara infrastruktur dan daya dukung untuk ibu kota baru, kata Sahbirin, Kalsel punya lima bandara, yaitu Bandara Warukin, Bandara Syamsudin Noor, Bandara Bersujud, Bandara Gusti Syamsir Alam, dan Bandara Mekar Putih.

Baca Juga: Kenapa Kalimantan Layak Jadi Ibu Kota Baru?

Di wilayah ini pun terdapat berapa pelabuhan, seperti Pelabuhan Samudera Batu Licin, Pelabuhan Nasional Trisakti, Pelabuhan Stagen, dan Pelabuhan Internasional Mekar Putih.

"Kesiapan infrastruktur lainnya adalah trase kereta api dan jalan bebas hambatan. Kami berharap ada konektivitas perkeretaapian di Kalimantan," jelasnya.

Keunggulan lainnya adalah berada tepat di tengah wilayah Indonesia, berada dalam cakupan pelayanan jalan nasional, 70% wilayah deliniasi tergolong ke dalam kerawanan rendah terhadap bencana banjir, dan secara historis tidak pernah terjadi konflik sosial.

Terkait aspek lingkungan hidup, Menteri Riset dan Teknologi (2011-2014) Gusti Muhammad Hatta menjelaskan, "Kalau bicara lingkungan hidup, ada kata kunci yang tidak boleh lepas, yaitu daya dukung dan daya tampung. Kalau Jakarta, daya dukung dan daya tampungnya rendah, tapi kalau Kalimantan masih bagus. Namun, yang harus kita perhatikan adalah kebakaran hutan dan lahan. Diperlukan kesungguhan semua pihak serta kegiatan proaktif dan preventif."

Sementara terkait aspek sosial dan budaya, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Pemerintahan Universitas Lambung Mangkurat Taufik Arbain menelaah dari tiga aspek, yakni demografis, sosiologis, dan antropologis.

"Jika ibu kota pindah ke Kalsel, akan ada 1,5 juta penduduk di ibu kota baru, ditambah 4,2 juta penduduk Kalsel, total 5,7 juta jiwa. Yang perlu kita siapkan, wilayah tersebut akan dihuni berapa penduduk, termasuk migration effect-nya," tegasnya.

Dia melanjutkan, "Terkait masyarakat Banjar, tidak ada fakta atau data yang menunjukkan konflik besar. Mereka tidak merasa dalam kondisi tidak berdaya, semua lini kekuasaan politik dan ekonomi hampir merata dipegang mereka. Bagi masyarakat menengah ke bawah, juga tidak ada rasa akan terpinggirkan."

Baca Juga: Pindahkan Ibu Kota, Indonesia Mau Nyontek ke Brasil

Terkait pengalaman sosial kebudayaan, menurut Taufik, masyarakat setempat dipastikan akan menerima pendatang baru yang juga bisa menerima mereka. "Jadi, tidak perlu takut apakah nanti akan mendegradasikan wilayah keagamaan dan adat mereka," katanya.

Sementara itu, Rektor Universitas Lambung Mangkurat, Sutarto Hadi menjelaskan kampusnya yang terpisah di lima lokasi pada 2025 akan menempati lokasi baru, yakni di ibu kota negara. Hal ini akan mendorong Kalsel menyiapkan SDM berkualitas guna mendukung pemindahan ibu kota.

"Human capital menjadi isu sentral dalam pemindahan IKN. Masyarakat Kalsel memiliki daya tahan yang tinggi. Kita bisa menyiapkan sumber daya itu. Dari segi akademis dan intelektual, kita cukup layak men-support ibu kota. Program afirmasi juga dikembangkan untuk meningkatkan pendidikan, khususnya bagi dayak meratus," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: