Media sosial dipenuhi foto wajah menua warganet yang disunting melalui aplikasi FaceApp. Bahkan, aplikasi itu telah berhasil menyimpan lebih dari 150 juta wajah dan identitas, menurut Forbes.
Menurut ketentuan layanan FaceApp, perusahaan memiliki lisensi tanpa royalti yang tak dapat dibatalkan untuk melakukan apa pun terhadap data wajah pengguna yang terhimpun.
"Anda memberi FaceApp lisensi, sublisensi abadi, tidak dapat dibatalkan, tidak eksklusif bebas royalti. Lisensi dapat digunakan untuk mereproduksi, memodifikasi, mengadaptasi, menerbitkan, menerjemahkan, membuat karya turunan, mendistribusikan, dan menampilkan konten pengguna tanpa kompensasi kepada Anda," begitulah sedikit bunyi syarat dan ketentuan aplikasi tersebut, dikutip dari Forbes (19/7/2019).
Baca Juga: Viral di Media Sosial, Aplikasi FaceApp Mampu Menganalisis Jaringan Saraf?
Konten pengguna yang dimaksud meliputi nama pengguna, wajah ataupun konten yang dibagikan pada atau melalui aplikasi FaceApp. Semuanya tersimpan dalam server cloud dan pengembang memiliki lisensi untuk mengolahnya. Tentunya, hal itu memiliki konsekuensi, seperti yang dikatakan oleh Peter Kostadinov dari media teknologi, PhoneArena.
"Wajah Anda mungkin akan muncul di papan iklan di Moskow. Namun, kemungkinan paling besar itu akan digunakan untuk melatih beberapa algoritma pengenalan wajah berbasis AI," kata Kostadinov.
Belajar dari kasus kebocoran data Facebook, data yang dikumpulkan sebuah aplikasi tak selalu sesuai dengan tujuan yang pengguna asumsikan. Itu tidak selalu disimpan dengan aman dan secara pribadi.
Setelah sesuatu diunggah ke cloud, Anda kehilangan kendali atas lisensi legal terhadap konten tersebut. Itu jadi salah satu alasan Apple menjaga sebagian besar data di perangkat berbasis AI-nya.
Karena itu, sebagai pengguna, Anda perlu waspada ketika aplikasi meminta akses atau lisensi terhadap konten dan/atau identitas digital.
Rob La Gesse dari perusahaan manajemen cloud Rackspace mengatakan, "Untuk menggunakan fitur FaceApp, Anda harus memberi izin untuk mengakses foto Anda, semuanya. Ia juga mendapatkan akses ke Siri dan kolom pencarian. Jadi, bahkan ketika Anda tidak menggunakannya, ia memperalat Anda."
Baca Juga: Facebook Tertimpa Masalah, Mark Zuckerberg Justru Asik Berkemah
Sedikit masukan, jika memang sangat ingin mencoba aplikasi itu untuk mengikuti tren, sebaiknya jangan berikan akses terhadap galeri gambar kepada pengembang FaceApp. Sebaliknya, ambil gambar saja secara langsung lewat kamera.
Wireless Labs dari Rusia merupakan pengembang aplikasi FaceApps. Lebih dari 100 juta orang di Google Play telah mengunduh aplikasi itu. Bahkan, FaceApp masuk ke daftar aplikasi teratas di iOS App Store di 121 negara, menurut App Annie.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: