Nilai tukar dolar AS berbalik menguat terhadap rupiah pada awal pekan ini, Senin (22/07/2019). Kala pembukaan pasar spot pagi tadi, rupiah terdepresiasi 0,07% ke level Rp13.955 per dolar AS.
Depresiasi tersebut kian menebal menjadi 0,18% ke level Rp12.960 pet dolar AS, terhitung hingga pukul 09.50 WIB.
Koreksi yang dialami rupiah tersebut dipengaruhi oleh sentimen teknikal, di mana sepanjang pekan lalu rupiah tercatat menguat signifikan berkat kebijakan pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 25 basis poin (bps).
Baca Juga: Nasib Rupiah: Bagaikan Mendapat Durian Runtuh
Di sisi lain, koreksi rupiah juga dipengaruhi oleh kebangkitan dolar AS di hadapan mata uang dunia. Dolar AS telah move on dari sentimen kebijakan The Fed yang sempat membuat mata uang Negeri Paman Sam itu tak berdaya.
Baca Juga: Nasib Dolar AS: Senjata Makan Tuan
Asal tahu saja, pagi ini dolar AS begerak variatif dengan kecenderungan menguat. Mayoritas mata uang Asia pun sebenarnya sedang tertekan oleh dolar AS, namun tidak semenderita rupiah. Sebab, di antara mata uang Benua Kuning, rupiah menjadi yang terlemah ketiga setelah baht (0,22%) dan yen (0,01%).
Pergerakan rupiah di awal pekan ini memang terbilang berat karena mengalami koreksi di hampir seluruh mata uang. Misalnya saja, rupiah terdepresiasi 0,22% oleh dolar Hongkong, 0,20% oleh yuan, 0,12% oleh dolar Singapura, 0,08% oleh won, dan 0,07% oleh dolar Taiwan. Begitu pun juga di hadapan poundsterling dan euro, rupiah terkoreksi masing-masing sebesar 0,24% dan 0,19%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: