Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

James Riady Ajak Masyarakat Ikut Bantu Para Pencari Suaka

James Riady Ajak Masyarakat Ikut Bantu Para Pencari Suaka Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

James Riady, konglomerat dari generasi kedua Lippo Group mengunjungi para pengungsi migran pencari suaka yang ada di Jalan Bedugul, Komplek Daan Mogit Baru, Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu (20/7/2019). Pendiri dan Ketua Pembina Universitas Pelita Harapan ini meminta kepada semua pihak untuk ikut membantu mereka.

Dalam kunjungannya, James meninjau langsung fasilitas dalam tempat penampungan seperti mushola, MCK, air bersih, dan fasilitas tenda pengungsi dan pelayanan kesehatan dari Pemerintah Kota Jakarta Barat. Setelah berkeliling dan berbicara dengan beberapa pengungsi, James menyebut para imigran mengungsi meninggalkan negara mereka karena masalah keamanan, seperti perang, konflik etnis, dan juga agama.

"Para pencari suaka itu mengharapkan hal yang lebih baik untuk suatu hari ke depan. PBB ada program menyalurkan pengungsi ke beberapa negara yang menandatangani dan menyetujui secara resmi bahwa mereka terbuka untuk menerima pengungsi. Karena itulah pengungsi itu berani keluar uang buat keluar dari negaranya," ujar James kepada wartawan di Jakarta, Senin (22/7/2019).

Baca Juga: 998 Para Pencari Suaka Dipindah ke Kalideres

Namun James yang menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pendidikan dan Kesehatan ini menyayangkan, proses negara yang sepakat dan menandatangani konferensi itu secara administratif berjalan lamban. Semantara Indonesia jadi tempat penampungan yang dianggap aman, walau kesiapannya belum matang.

Para pencari suaka mengapresiasi upaya yang diberikan pemerintah DKI. Dulu mereka hanya tidur di jalanan, sekarang sudah ada tempat meski memang tempatnya sangat kecil. Tempat itu seharusnya hanya bisa muat hanya 50-100 orang, tetapi diisi 1.400 orang, dan toilet dan airnya masih sangat kurang.

Dalam kunjungannya, James datang untuk mendengar harapan para pengungsi. Selain logistik, kebutuhan terpenting yang harus segera ditangani adalah pendidikan dan juga kesehatan. Masalah yang lebih besar lagi adalah pendidikan untuk anak. Setengah dari para pengungsi ini adalah anak-anak, yang selama ini kurang pendidikan formal dan non-formal.

Baca Juga: Tanggapi Pencari Suaka, Pemprov DKI Tunggu UNHCR dan Kemenlu

“Setiap bulan, setiap tahun mereka tidak dapat pendidikan, itu auto missing generation (generasi yang hilang),” ujar James saat dijumpai di komplek Daan Mogot Baru.

Fasilitas kesehatan juga tidak memadai. Saat ini memang ada puskesmas, tapi jaraknya sekitar 20 menit dari tempat penampungan. Pada akhirnya, mereka mengharapkan solusi yang lebih maksimal dan permanen.

“Tadi masukan kita tampung semua, nanti kita godok apa yang bisa dilkakukan,” imbuh James.

James juga berharap masyrakat juga turut memberikan uluran tangan untuk membantu dan menunjukan respon yang positif. Karena suatu hari mereka nanti akan menyebar ke berbagai negara. Jika selama di Indonesia mereka (14.000 pengungsi itu) mendapat perhatian dan kasih sayang, nantinya mereka akan menjadi duta Indonesia yang baik juga.

James juga menegaskan bahwa para pencari suaka itu bukan kriminal seperti anggapan banyak orang. Bahkan di antara para pengungsi itu ada yang cukup terpelajar, dan juga ada orang-orang yang cukup kompeten di bidangnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: