Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kolaborasi dan Modernisasi UMKM Topang Ekonomi RI Masa Depan

Kolaborasi dan Modernisasi UMKM Topang Ekonomi RI Masa Depan Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bisa tidak saja menjadi tulang punggung dalam menggerakkan roda ekonomi di Indonesia. Pasalnya UMKM memainkan peranan penting dalam penciptaan peluang kerja di seluruh Indonesia.

UMKM juga menjadi kunci untuk rancang bangun pembangunan yang inklusif dengan mempertemukan bisnis besar dan bisnis kecil agar pemerataan ekonomi menyentuh semua lapisan masyarakat.

Praktik-praktik baik di lapangan, tantangan, serta solusi yang diharapkan ke depan dapat meningkatkan pembangunan ekonomi melalui UMKM menjadi salah satu topik utama yang dibahas pada Indonesia Development Forum (IDF) 2019 dengan tema besar Mission Possible: Memanfaatkan Peluang Pekerjaan Pekerjaan Masa Depan untuk Mendorong Pertumbuhan Inklusif.

Baca Juga: UMKM Didorong Melek Digital dan Kuasai Market Place

Kementerian Koperasi dan UKM mencatat pada Desember 2018, kontribusi 60 juta unit UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 60,34% dan mampu membantu penyerapan tenaga kerja hingga 97% dari total tenaga kerja nasional.

Jonathan Mitchell, Porfolio Leader, Oxford Policy Management Ltd, bahkan menilai Indonesia termasuk dalam 10 besar negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat. Salah satunya karena pesatnya pertumbuhan UMKM di sini. Hal ini disampaikan Jonathan pada sesi diskusi "Inspire 5: Membangun Bisnis UMKM yang Kompetitif" pada gelaran IDF 2019 (22/7/2019).

Untuk bisa mempromosikan pembangunan ekonomi yang inklusif, Jonathan menyampaikan, perlu ada dorongan agar bisnis-bisnis kecil ini menjadi produsen sehingga ekspor ke pasar global dapat dilakukan, tentunya dengan peningkatan kualitas produk. Penting pula mendukung pengusaha UMKM agar memiliki aset, misalnya menjadi pemilik tanah yang dibutuhkan oleh bisnis.

"Pertumbuhan inklusif akan lebih mudah dicapai dengan kolaborasi antara perusahaan besar dengan ekosistem bisnis UMKM yang kaya akan potensi pasar baru yang dilakukan berdasarkan prinsip business to business yang menguntungkan kedua belah pihak," ujar Jonathan.

Baca Juga: Serupa Warung Pintar, Aplikasi Ini Bantu Tingkatkan Penjualan Toko UMKM

Pada era serba digital seperti saat ini, teknologi ikut memainkan peran krusial dalam mendorong perkembangan usaha mikro, kecil, dan menegah (UMKM) agar dapat berkompetisi di panggung global.

Nika Pranata, Peneliti LIPI, yang tulisannya dipilih sebagai salah satu pemenang Call for Submission Indonesia Development Forum (IDF) 2019, menyebutkan bahwa di era perdagangan tanpa batas sekarang ini, setidaknya ada tiga hal yang dapat dilakukan oleh para pemangku kepentingan secara bersama-sama untuk meningkatkan daya saing UMKM.

"Pertama, perlindungan domestik dengan penetapan peraturan perdagangan lintas negara, lalu peningkatan domestik dengan dorongan UMKM go digital go online, dan ekspansi global dengan perbaikan sarana dan prasarana perdagangan lintas negara," jelas dia melalui siaran pers. 

Potensi lain yang juga dipercaya akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi adalah maraknya bermunculan ide bisnis dengan memanfaatkan teknologi untuk menjawab permasalahan sosial, atau yang sering juga disebut sebagai social enterprises.

Terobosan bisnis sosial ini bahkan berhasil ke sektor-sektor yang selama ini dianggap masih bergerak lamban dalam hal adaptasi dunia digital, misalnya pertanian, kelautan, perikanan, dan sektor lainnya.

Salah satu social enterprises yang berbagi inspirasi mengenai bisnisnya di IDF 2019 adalah Aruna Indonesia. Aruna membagikan cerita tentang upaya efisiensi mata rantai perdagangan perikanan dengan bermitra langsung dengan lebih dari 2.000 nelayan sehingga bisa memberi manfaat yang maksimal kepada mitra nelayan dan pembeli Aruna.

Ada pula model bisnis lain seperti yang dijalankan HARA, yang memanfaatkan inklusi data untuk meningkatkan produktivitas petani. "Data-data krusial seperti data petani dan luas lahan sangat penting untuk pinjaman modal dan penghitungan risiko, namun seringkali data ini tidak tersedia. Ketidaktersediaan data ini membuat produktivitas petani menjadi lebih rendah, misalnya dari Vietnam, padahal hasil pada kita tertinggi di Asia, atau 2,5 kali lipat lebih besar dari Vietnam. Kami yakin persoalan ini bisa dijawab melalui teknologi digital, yang pada akhirnya dapat meningkatkan komoditas ekonomi dari sektor pertanian itu sendiri," ujar Imron Zuhri, Co-Founder, HARA.

Baca Juga: UMKM Berpotensi Bawa Ekonomi RI Tumbuh 7%

Kunci dari pembangunan ekonomi melalui UMKM ataupun social enteprises, menurutnya, adalah kolaborasi yang baik dengan industri-industri besar yang lebih mapan, serta pemanfaatan teknologi. Dukungan pengembangan kreatif dan social enterprises dinilai sebagai upaya efektif untuk menanggulangi pengangguran dan ketimpangan pertumbuhan ekonomi, serta membangun masyarakat yang inklusif ke depan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: