Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Soal AJB Bumiputera dan Jiwasraya, OJK Diminta Tak Buang Badan

Soal AJB Bumiputera dan Jiwasraya, OJK Diminta Tak Buang Badan Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diminta jangan buang badan terhadap permasalahan yang tengah menerpa sejumlah perusahaan asuransi jiwa di Tanah Air seperti, Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera dan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) yang tak mampu membayar polis nasabahnya yang sudah jatuh tempo.

 

"Memang (OJK) tidak boleh buang badan meski sudah melakukan pengawasan," tutur Pengamat Ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Eko Listiyanto saat dihubungi awak media di Jakarta, Rabu, (24/7/2019).

 

Baca Juga: Ditanya Soal Gagal Bayar AJB Bumiputera dan Jiwasraya, OJK Bungkam

 

Ia menuturkan bila, permasalahan yang dihadapi oleh AJB Bumiputera dan Asuransi Jiwasraya membuktikan bahwa pengawasan yang dilakukan oleh OJK tidak kredibel dan teliti. 

 

"Kenapa dibikin lembaga pengawas, inikan supaya mereka memang managable resikonya. Kalau kemudian yang terjadi adalah baru ketahuan setelah sudah kaya gini, ya itu berarti masih lemahnya model pengawasan yang dilakukan," ucapnya. 

 

Menurut Listiyanto, bentuk pengawasan yang dilakukan oleh lembaga yang dipimpin Wimboh Santoso saat ini, masih tergolong pasif. Sebab, masih menggunakan metode lama yakni based on report.

 

Ia menduga, cara-cara lama sudah banyak diakali oleh para pelaku industri asuransi. Oleh karena itu, OJK disarankan untuk lebih aktif dalam melakukan pengawasan.

 

"Harusnya (pengawasannya) lebih aktif yang insidental. Kadang-kadang, dia (OJK) harus sidak untul memastikan bahwa industri ini memang sehat. Sehingga potensi kedepannya bisa dikembangkan dengan baik," sarannya.

 

Baca Juga: Sehatkan Bumiputera Hingga Jiwasraya, OJK Dinilai Gagal Paham

 

Ia menambahkan, jika pengawasan pasif terus dibiarkan, masyarakat akan beranggapan bahwa asuransi bukan sesuatu yang penting. Akibatnya, industri asuransi akan mati dengan sendirinya. Padahal, prospek asuransi ke depan cukup bagus seiring dengan pertumbuhan ekonomi.

 

Sebagai informasi, AJB Bumiputera tak mampu membayar polis lantaran mencatatkan kinerja keuangan negatif Rp 20 triliun sejak tahun 2018. Pergantian direksi sudah seringkali dilakukan, namun tak juga menemukan titik terang.

 

Sedangkan Jiwasraya mengalami hal serupa lantaran kesalahan pada penempatan portofolio. Adapun sejauh ini, korporasi sudah memiliki beberapa rencana untuk membayar tunggakan polis yang jumlahnya mencapai Rp 802 miliar. Seperti penerbitan surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN). 

 

Selain itu perusahaan juga berencana membentuk anak usaha Jiwasraya Putera. Namun upaya itu masih menunggu izin dari otoritas yang berwenang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: