Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berikan Jamuan Buah Tropis ke Putra Mahkota Abu Dhabi, Jokowi Manfaatkan untuk Buka Pintu Ekspor

Berikan Jamuan Buah Tropis ke Putra Mahkota Abu Dhabi, Jokowi Manfaatkan untuk Buka Pintu Ekspor Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo punya cara baru yang unik untuk menjamu tamu kenegaraannya di Istana Kepresidenan, yaitu dengan menyajikan buah tropis khas Indonesia. Manuver ini juga bisa membuka peluang ekspor hortikultura langsung ke negara tersebut.

Seperti terlihat saat Presiden Jokowi menjamu Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan di Istana Bogor, Rabu (24/7/2019). Sheikh Mohamed disuguhi salak dan durian saat verranda talk dengan Jokowi di Istana.

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi yang mendampingi Presiden Jokowi mengungkapkan Putra Mahkota sangat terkesan dengan jamuan buah tropis tersebut.

Baca Juga: Jokowi Istimewakan Putra Mahkota Abu Dhabi Karena...

"Jadi tadi (Sheikh Mohamed) tanya 'ini apa? oh ini namanya salak'. Terus ada manggis, kemudian durian," tuturnya, Bogor, Rabu (24/7/2019).

Jamuan ini bisa menjadi sebuah peluang ekspor yang dibuka oleh Presiden Jokowi untuk petani hortikultura Indonesia guna melebarkan sayap mereka ke pasar ekspor.

Data dari Ditjen Hortikultura, Kementerian Pertanian, secara keseluruhan, kinerja ekspor buah, sayuran dan bunga-bungaan Indonesia pada 2018 cukup menggembirakan dengan kenaikan 12%, dengan nilai Rp5 triliun lebih. Ekspor sayuran naik 4,8%, bunga 7%, dan buah-buahan 26,3%. Adapun negara tujuan ekspor mencapai 113 negara.

Segarnya buah tropis Nusantara itu kini makin mendunia. Meski tak spektakuler seperti manggis dan duren, mangga dan jeruk pun masih memancangkan harapan sebagai komoditas ekspor.

Baca Juga: Temui Mauricio Macri, Mentan Sukses Wujudkan Ekspor Buah Lokal ke Argentina

Kemudahan Perijinan

Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi menyebutkan semakin segar dan bergairahnya buah tropis Indonesia di pasar ekspor karena adanya kemudahan perizinan dengan  memangkas waktu melalui sistem Online Single Submission (OSS) sehingga lebih cepat.

"Semula mengurus izin ekspor tanaman hias dan benih hortikultura butuh waktu 8 hari sekarang menjadi 3 jam untuk dokumen yang sudah clear and clean," papar Suwandi.

Tak hanya itu, Kementerian Pertanian, juga tidak henti-hentinya melakukan pendekatan ke berbagai negara untuk menerapkan standar ekspor-impor yang fair, terutama dalam hal penerapan persyaratan kebersihan, kesehatan, dan kualitas secara umum.
Termasuk ketersediaan benih atau bibit unggul.

Baca Juga: Kebijakan Pemerintah Pacu Ekspor Efektif Bangkitkan Pamor Durian Lokal

Kini petani buah dan sayur tidak sulit mencari benih atau bibit unggul. Bibit durian, mangga, manggis, sirsak, pisang, atau buah lainnya, tersedia di banyak  tempat dengan harga terjangkau. Bibit unggul itu membuat pohon cepat berbuah, dengan kualitas yang tinggi dan seragam.

Selain penyediaan bibit, benih, dan sarana produksi lainnya, Kementerian Pertanian juga melakukan pembinaan pada petani dan pengusaha. Mereka didorong melaksanakan budidaya dengan metode Good Agricultural Practices (GAP) agar produksinya berkualitas, bebas hama, dan penyakit. 

Sertifikasi produk juga diberikan bagi kelompok tani atau pengusaha yang telah melaksanakan budidaya secara baik dan benar. Sehingga tidak ada lagi alasan bahwa urusan karantina untuk  ekspor harus dilakukan secara bertele-tele.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: