Akademisi dari Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, Mikhael Raja Muda Bataona menilai Partai Gerindra akan mengalami 'turbulensi' politik jika partai tersebut fix masuk ke dalam Kabinet Kerja Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Jika Gerindra masuk ke dalam pemerintahan, maka mereka akan mengalami 'turbulensi' politik yang hebat di kemudian hari, karena akan ditinggalkan pendukung," katanya kepada wartawan, Jumat (2/8/2019).
Baca Juga: Tak Ikhlas Gerindra ke Istana, PKS Kirim Doa
Baca Juga: Kader Partai Moncong Putih Tolak Gerindra Gabung?
Lanjutnya, ia mengatakan hal tersebut akan membuat Gerindra rugi besar seandainya masuk dalam koalisi yang mendukung pemerintahan.
"Menurut saya, rugi besar jika Gerindra masuk kabinet, karena di akar rumput mereka akan langsung dibenci oleh para pemilih Prabowo-Sandi di Pilpres 2019 lalu," katanya.
Ia juga turut memprediksi bahwa Gerindra sudah membuat kalkulasi bahwa mereka akan rugi besar jika masuk kabinet secara terburu-buru karena Jokowi dan Prabowo, dan pertemuan dengan Megawati.
"Jadi, rugi besar jika Gerindra masuk kabinet. Gerindra akan lebih untung jika berada di luar pemerintahan dan menjadi oposisi, sehingga tetap dicintai oleh pemilih militan pada Pemilu 2019 lalu," jelasnya.
Selain itu, menurutnya, alasan kuat mengapa Gerindra harus berada di luar kekuasaan, ialah agar citra partai tidak buruk di mata pengikut.
"Dari aspek kalkulasi politis dan investasi persepsi publik demi merawat massa, akan lebih untung kalau Gerindra berada di luar pemerintahan," tegasnya.
Sambungnya, "Pemilih Prabowo sangat militan. Itu bonus dan modal besar jika Prabowo maju lagi di Pilpres 2024, dan demi memenangkan para calon dari Gerindra pada Pilkada 2020," tutupnya.
(put)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil