Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ribut-ribut Gempa Megathrust, BMKG Bilang Sudah...

Ribut-ribut Gempa Megathrust, BMKG Bilang Sudah... Kredit Foto: US Joint Typhoon Warning Centre/SCMP
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merespons soal ancaman gempa megatrhust, yang berpotensi mengancam sejumlah wilayah di Indonesia. BMKG sudah melakukan antisipasi dengan melakukan simulasi gempa di berbagai wilayah.

"Semua potensi gempa bumi sudah kami simulasikan apabila gempanya di Nias, di Mentawai, Pulau Enggano, semua sudah kita modelkan, kira-kira kalau gempa (megathrust) itu terjadi," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono di Kantor BMKG, Jakarta Pusat, Sabtu (3/8/2019).

Rahmat menyadari bahwa ancaman gempa megathrust sebagai ancaman yang nyata di Indonesia, namun tidak diketahui secara pasti kapan gempa tersebut akan terjadi. Untuk itu, sejumlah hal terus dilakukan seperti simulasi gempa hingga membaca perkiraan para pakar akan potensi kekuatan gempa megathrust tersebut.

Baca Juga: Jokowi Minta Jajarannya Gerak Cepat Tangani Gempa Banten

"Misalnya di Mentawai magnitudo 9.0 terus kami buat sebuah modeling kira-kira tsunaminya di situ tingginya berapa, waktu tibanya tsunami sampai ke Padang berapa, termasuk di daerah lain misal di Selatan Jawa, tentunya setiap modeling akan berbeda-beda," ungkapnya.

Di samping itu, pihaknya terus melakukan mitigasi dengan memberikan penjelasan dan pemahaman kepada masyarakat di daerah-daerah kabupaten/kota, khususnya wilayah yang rawan gempa dan tsunamai agar mampu mengantisipasi apabila gempa tersebut terjadi.

"Misalnya saat tsunami terjadi, inilah waktu tiba tsunami di kabupaten bapak ibu waktu tibanya 20 menit misalnya. Sehingga waktu yang sisa itulah yang bisa dimanfatkan sebaik-baiknya untuk upaya mitigasi dengan melakukan evakuasi," tuturnya.

"Kami melalui program BMKG goes to school juga telah mendatangi masyarakat di daerah-daerah khususnya rawan gempa untuk mengedukasi masyarakat, khususnya anak didik, anak sekolah untuk memahami ancaman gempa bumi tsunami dan upaya mitigasinya, apa-apa yang harus dilakukan sesaat, sebelum, dan sesudah gempa tsunami," sambung Rahmat.

Namun demikian, Rahmat menekankan akan pentingnya evakuasi mandiri yang dilakukan masyarakat dalam menghadapi bencana gempa. Masyarakat yang tinggal di lokasi rawan tsunami dan gempa harus menyadari hal tersebut dan langsung mencari tempat perlindungan tanpa menunggu peringatan dini.

Baca Juga: Gempa Banten Renggut Dua Korban Jiwa

"Begitu Anda lagi di pantai dan merasakan guncangan kuat, itu harus dijadikan warning untuk menjauhkan diri dari pantai mencari tempat tinggi, sambil mencari informasi apakah gempa ini berpotensi tsunami atau tidak, kalau tidak, ya bisa kembali," paparnya.

"Itu yang kami harapkan, juga kesadaran masyarakat karena megathrust sebuah ancaman yang real di sepanjang pertemuan lempeng dan sepanjang pantai untuk melakukan evakuasi untuk betul-betul ada diri masing-masing," tutup Rahmat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: