Menjadi seorang profesional hebat dalam satu bidang memang membutuhkan usaha ekstra keras. Khususnya yang berkaitan ke ranah olahraga sepak bola karena pemain dituntut harus terus berlatih fisik sebelum dan sesudah merumput.
Berlatih keras di tengah padatanya jadwal pertandingan menyebabkan tingkat kesehatan pesepak bola top dunia berisiko. Apalagi beberapa laga harus dilalui dengan perjalanan panjang. Risiko kesehatan mereka pun semakin rentan.
Berdasarkan analisa Fifpro yang melakukan pengecekan setidaknya terdapat 16 pemain terbaik dunia telah menjalani 80 pertandingan dan melakukan perjalanan lebih dari 110 ribu kilometer (km) selama musim 2018/2019.
Setidaknya tiga pemain yang memperkuat tim Inggris Son Heung-min (Tottenham Hotspur), Alisson Becker (Liverpool), dan Sadio Mane (Liverpool) menjalani jadwal pekerjaan yang begitu pada dan melelahkan. Ketiganya diketahui telah melalui musim yang menguras tenaga setelah berkancah di Liga Primer Inggris, Liga Champions, ketiganya harus membela negaranya dalam ajang internasional.
Son memainkan 78 pertandingan dan melakukan perjalanan lebih dari 110 ribu km untuk mewakili Korea Selatan. Son memainkan 72 persen pertandingannya dengan istirahat kurang dari lima hari dari pertandingan terakhirnya. Sedangkan, Alisson bermain 72 pertandingan dan menempuh jarak 80 ribu km untuk mewakili negaranya di ajang Copa America 2019.
"Jadwal pertandingan international semakin padat. Pertandingan kini semakin cepat, semakin menutut fisik, dan semakin global dibanding sebelumnya," demikian pernyataan Fifpro dikutip BBC Sport.
Saat berbagai tuntutan terhadap para pemain meningkat, fisik dan psikologis mereka tentu ada batasannya. Laporan tersebut mengaku rekomendasi mereka didukung oleh ilmu pengetahuan. Pun, ditanggapi dari sejumlah pelatih serta pemain. "Tentu para pemain perlu mendapat lindungan (istirahat)," kata kapten Juventus Giorgio Chiellini.
Senada dengan Chiellini, eks pemain Manchester City yang kini menjabat sebagai pelatih Anderlecht, Vincent Kompany menyerukan agar komite tertinggi sepak bola dunia memberikan jumlah istirahat wajib untuk para seniman lapangan hijau.
Pernyataan pedas juga dilayangkan juru taktik Liverpool, Juergen Klopp. Dia menegaskan, perlu adanya kebebasan kepada pemain untuk menjalani kehidupan di luar sepak bola. "Kita harus belajar merawat pemain kita dengan lebih baik, kita akan membunuh olahraga itu sendiri. Tanpa pemain, olahraga tak akan ada," ujar Klopp.
Fifpro yang mewakili lebih dari 65 ribu pemain dari berbagai penjuru dunia mengaku sepak bola bisa memberikan batasan mengenai jumlah laga yang dimainkan dengan mengatur jadwal yang besar.
Sekretaris Jenderal Fifpro Theo van Seggelen menjelaskan, untuk memenuhi tuntutan kalender pertandingan, pemain berulang kali diminta untuk bermain pada batas mereka tanpa istirahat dan pemulihan yang cukup. Ini berarti bahwa mereka tidak dapat melakukan yang terbaik dan, lebih buruk lagi, bahwa beberapa berjuang dengan periode ketegangan mental serta fisik yang berkelanjutan.
Fifpro juga mengutip hasil dari survei 2018 yang dilakukan pada 543 pemain dan mengklaim 85 persen orang mendukung adanya kesempatan istirahat pada pertengahan musim yang berlangsung 14 hari kepada para pemain sepak bola.
Dimasukkannya jeda istirahat kepada pegiat lapangan hijau tersebut merupakan bagian dari rekomendasi Fifpro yang bernama 'At the Limit'. Mereka menginginkan adanya jeda lima hari antarpertandingan, waktu pemulihan yang lebih panjang pascapenerbangan internasional, jeda musim dingin selama dua pekan, dan jeda akhir musim selama setidaknya empat pekan.
Rencana tersebut sepertinya bakal diamini oleh Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA). Sebab, pada musim 2019/2020 ini klub-klub Liga Primer akan memiliki libur akhir pekan lebih banyak pada bulan Februari.
Istirahat sakral bagi setiap manusia, terlebih para pemain sepak bola. Dengan menutup segala aktivitas biasa maka jaringan di tubuh serta otot pemain memiliki kesempatan untuk melakukan pemulihan. Sebagai hasilnya, pemain akan secara aktif merangsang kembali regenerasi dan membantu jaringan otot.
Praktis, dengan jarangnya waktu istirahat yang ideal banyak kasus yang menimpa pemain berasal pada masalah perdangan otot maupun ketegangan pada bagian otot paha kiri atau pun kanan kaki pemain.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: