Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sebanyak 1,7 Juta Ton Konsentrat Tembaga Terbengkalai, Freeport Minta Pemerintah Longgarkan Ekspor

Sebanyak 1,7 Juta Ton Konsentrat Tembaga Terbengkalai, Freeport Minta Pemerintah Longgarkan Ekspor Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Freeport Indonesia (PTFI), anak usaha MIND ID, mengajukan permohonan relaksasi ekspor konsentrat tembaga sebesar 1,7 juta ton kepada Pemerintah RI. Hal ini menyusul belum beroperasinya smelter baru di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, yang terbakar pada Oktober 2024 lalu. Akibat kejadian tersebut, sebagian besar volume produksi konsentrat tembaga PTFI tidak dapat diserap.

“Kalo konsentratnya kita itu dari 3 juta (ton), 1,3 juta (ton) nya ke PT Smelting, Gresik, Manyar. Yang 1,7 (juta ton) itu nanti ke JIIPE,” ujar Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo, saat ditemui di acara MINDialogue, Kamis (9/1/2024).

Baca Juga: Bawa Update Ekspor Freeport, Bahlil Tegaskan Keputusan Akhir Ada di Tangan Prabowo

Dilo menjelaskan, volume 1,7 juta ton yang tidak terserap itu merupakan alasan utama PTFI mengajukan relaksasi ekspor. Sementara 1,3 juta ton lainnya tetap dialokasikan ke Smelter di Gresik.

“Yang bermasalah ini kan yang ke JIIPE. Jadi yang cuma yang 1,7 (yang diajukan). Yang 1,3 mah tetap,” lanjutnya.

Permohonan Relaksasi Ditanggapi Pemerintah

Menurut Dilo, awalnya PTFI mengajukan relaksasi ekspor selama satu tahun penuh. Namun, Pemerintah RI tidak menyetujui permintaan tersebut dan menetapkan target agar smelter di JIIPE dapat kembali beroperasi pada Juni 2025.

Baca Juga: Bahlil Tak Terima Alasan Freeport Soal Smelter Gresik, Target Juni Jadi Harga Mati!

“Maka kita pingin juga bisa mendapatkan konsekuensi daripada force majeure itu. Kita ingin dapet juga bisa melakukan kegiatan ekspor. Nah ekspornya kita ngeliat dari sisi perbaikannya baru (bisa) Bulan Juni,” ungkap Dilo.

Meski ditargetkan beroperasi pada Juni, smelter JIIPE tidak akan langsung mencapai kapasitas penuh. Dilo menyebut, smelter tersebut akan memulai proses ramp-up secara bertahap.

“Bulan Juni ramp up sampe Desember, mulai dari 40, 60, 80, sampe 100 (%),” paparnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: