- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Bos MIND ID Cemas! Hilirisasi Sudah Berjalan, Tapi Indonesia Masih Kelelahan Menyerap Produk
Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap rendahnya penyerapan produk hilirisasi mineral oleh industri manufaktur dalam negeri. Padahal, MIND ID, yang merupakan holding BUMN sektor pertambangan, telah menunjukkan komitmennya mendukung agenda hilirisasi sebagai bagian dari upaya mencapai Indonesia Emas 2045.
MIND ID menaungi beberapa perusahaan besar seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Timah Tbk (TINS), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), dan PT Freeport Indonesia (PTFI). Masing-masing perusahaan tersebut telah mencatatkan berbagai capaian dalam program hilirisasi.
Hendi menjelaskan, PT Timah Tbk telah memproduksi Tin Powder dan Tin Soldier, sementara PT Aneka Tambang Tbk dan PT Inalum telah berkolaborasi untuk menghasilkan aluminium murni di dalam negeri. “Antam siapkan bauksit, dan kolaborasi anak usaha yang sudah mendirikan smelter alumina. Ini sejarah bagi Indonesia untuk pertama kalinya aluminium diproduksi murni di Indonesia,” ujar Hendi dalam MINDialogue di Jakarta, Kamis (9/1/2024).
Baca Juga: MIND ID Siap Dukung Industri Manufaktur untuk Dongkrak Ekonomi Nasional
Antam juga telah mengoperasikan smelter di Pomalaa dan Halmahera Timur, yang akan mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV). PT Vale Indonesia Tbk, di sisi lain, telah menyelesaikan smelter di Sorowako dan merencanakan ekspansi ke berbagai lokasi lain. Selain itu, PT Freeport Indonesia telah merampungkan pembangunan smelter tembaga di Gresik, Jawa Timur.
Namun, di balik berbagai pencapaian tersebut, Hendi menyatakan keprihatinannya. “Kami juga sedikit cemas karena kita lihat industri manufaktur dalam negeri belum terlalu eksis yang bisa memanfaatkan bahan baku yang telah kita buat,” tuturnya.
Hendi menekankan pentingnya dukungan terhadap pertumbuhan industri manufaktur yang progresif untuk memaksimalkan nilai tambah bahan baku hasil hilirisasi di Indonesia. Ia meyakini, program hilirisasi harus berjalan beriringan dengan program industrialisasi. “Karena tentunya sangat sayang apabila bahan baku yang sudah kita siapkan itu tidak terjadi value added lebih lanjut di Indonesia,” ujarnya.
Ia juga menggarisbawahi perlunya kolaborasi strategis antara sektor pertambangan dan sektor manufaktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. “Namun sayangnya mohon maaf kalau saya salah, yang saya dengar malah industrialisasi di Indonesia malah menurun, khususnya di sektor yang bisa memanfaatkan bahan baku dari dunia pertambangan,” tambahnya.
Baca Juga: MIND ID Gelontorkan Rp20,6 Triliun untuk 5 Proyek Hilirisasi Tambang, Ini Rinciannya!
Baca Juga: PBNU Resmi Bentuk BUMN, Siap Kelola Tambang Ormas di Kaltim
Di akhir pernyataannya, Hendi menegaskan komitmen MIND ID untuk terus menggandeng para pemangku kepentingan demi mendukung agenda hilirisasi dan industrialisasi secara berkelanjutan. “Kami mengharapkan ada kolaborasi strategis antara sektor pertambangan dengan sektor industri manufaktur sehingga kita bisa membawa manfaat yang lebih besar bagi tumbuhnya perekonomian nasional,” tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement