HM Sampoerna: Perusahaan Rumahan di Surabaya Jadi Besar Tiada Tara
Masyarakat Indonesia tentu sudah familiar dengan perusahaan rokok Sampoerna. Namun, tak semuanya mengetahui sepak terjang perusahaan yang mulanya hanya sebatas perusahaan rumahan di Surabaya itu.
PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) merupakan salah satu perusahaan rokok yang memiliki sejarah panjang di Indonesia. Sampoerna berdiri tahun 1913 di Surabaya, Jawa Timur.
Perusahaan ini dibangun oleh Liem Seeng Tee. Ia memulai usahanya dengan memproduksi dan menjual produk sigaret kretek tangan (SKT) di rumahnya. Seiring berjalannya waktu, perusahaan itu terus berkembang.
Baca Juga: Bos Wings Group Jadi Crazy Rich Paling Sepuh di Indonesia
Memasuki tahun 1930, industri rumah tangga ini diresmikan dengan dibentuknya NVBM Handel Maatschapij Sampoerna. Tee kemudian memindahkan keluarga dan pabriknya ke sebuah komplek, namun masih di kawasan Surabaya.
Usai pemindahan itu, pabriknya berubah menjadi Taman Sampoerna. Pada 1959, Aga Sampoerna, yang merupakan generasi kedua keluarga Sampoerna melanjutkan bisnis Sampoerna.
Pada saat itu, perseroan fokus memproduksi SKT dengan meluncurkan sejumlah produk yang dikenal dengan sampoerna kretek. Akhirnya, memasuki tahun 1978, Sampoerna beralih kepemimpinan ke generasi ketiga dipegang oleh Putera Sampoerna.
Baca Juga: Simak Perjalanan Wings Group, Perusahaan Milik Konglomerat Tertua di Indonesia
Akhirnya, Sampoerna pun IPO pada tahun 1990 dengan mencatatkan sahamnya dengan kode HMSP. Seiring berjalannya waktu, perseroan pun terus mengembangkan struktur perusahaan modern dan menjalani periode investasi dan ekspansi.
Berbagai gebrakan terus dilakukan Sampoerna hingga rokoknya telah meluas seluruh Indonesia. Memasuki tahun 2005, perusahaan rokok Philips Morris International Inc mengakuisisi saham PT HM Samoerna Tbk atau sekitar 40 persen saham HM Sampoerna. Nilai akuisisinya sekitar US$2 miliar.
Saat ini Sampoerna pun terus mengudara. Namun, sahamnya menunjukkan penurunan. Sepanjang 2019, saham PT HM Sampoerna Tbk susut 22,81 persen dari Rp3.770 per saham pada (2/01/2019) menjadi Rp2.910 per saham pada (26/07/ 2019).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar