Bukan hanya sebagai kebutuhan primer, keberadaan properti kini mulai menjadi alternatif investasi yang menjanjikan. Contoh yang paling sering ditemui berupa investasi sewa apartemen, rumah, ruko, kios hingga sewa lahan.
Pakar investasi properti, Margiman pun menilai bahwa sebelum menanamkan modal untuk berinvestasi, terutama pada properti, investor harus mengetahui beberapa alasan utama orang berinvestasi di sektor ini.
"Yang pertama, permintaan properti di lokasi yang strategis umumnya lebih besar dari persediaan. Luas tanah di muka bumi ini akan selalu tetap dan untuk menjadikan suatu lokasi menjadi strategis dibutuhkan waktu yang panjang dan biaya yang sangat besar (misalkan untuk membuat akses tol, jalur MRT/LRT)," kata dia belum lama ini.
Di sisi lain, jumlah penduduk dan kebutuhannya tentu akan mengalami penambahan, sehingga ketersediaan properti di lokasi strategis terbatas ini memiliki nilai yang terus meningkat.
Baca Juga: Top Markotop! Sepanggung Bareng Trump Jr, Saham Properti Hary Tanoe Cetak Rekor Baru!
Kedua, investor bisa mendapat dua jenis potensi keuntungan, yakni keuntungan modal atau capital gain dari kenaikan nilai properti saat menjual propertinya di waktu yang tepat.
"Keuntungan kedua didapat dari pemasukan tahunan sewa propertinya atau pendapatan lainnya yang berasal dari properti tersebut. Atau yang biasa disebut keuntungan arus kas atau cash flow," tambah pria asal Bandung ini.
Selain itu, alasan berinvestasi di sektor properti adalah potensi untuk melakukan leverage. Artinya, investor dapat melipatgandakan keuntungannya dengan menggunakan modal jauh di bawah nilai propertinya.
Misalkan, saat ada peluncuran produk baru, seringkali developer memberikan cara bayar yang ringan, seperti cicilan uang muka, kemudian pelunasan. Jadi, investor bisa saja hanya mengeluarkan modal 20% untuk kemudian mendapatkan keuntungan dari kenaikan nilai propertinya saat dialihkan ke pembeli lain.
Contoh lain, lokasi strategis tapi luas lahan terbatas, maka meningkatkan nilai aset yang dimiliki dengan hanya menambah luas bangunannya.
"Sebagai contoh pilihan investasi di Batam, Nuvasa Bay yang dikembangkan oleh Sinarmas Land diposisikan sebagai the new face of Batam. Hal ini dapat menjadi bahan pertimbangan bahwa Nuvasa Bay Batam sebagai salah satu potensi investasi properti pilihan yang menguntungkan di masa mendatang. Silahkan cek di www.nuvasabay.com," ungkap pria yang sudah 30 tahun menggeluti bidang ini.
Di luar tiga alasan tersebut, yang juga perlu dipahami adalah model bisnis properti merupakan investasi jangka panjang. Artinya, sang investor perlu beberapa waktu untuk dapat menikmati keuntungan dari investasinya.
Baca Juga: Bisnis Properti di Kuartal II Melambat, Ada Apa?
Tak hanya itu, bisnis properti juga butuh modal yang tidak sedikit, sehingga sebelum memutuskan untuk menggeluti bisnis atau berinvestasi di bidang properti, sebaiknya investor memerhatikan beberapa tips penting ini.
Tips pertama, carilah potensi lokasi yang strategis. "Faktor utama yang mendorong peningkatan nilai properti dimulai dari letak lokasi yang dipilih. Salah satu indikator lokasi strategis adalah pertumbuhan permintaan di lokasi tersebut," beber Margiman.
Perlu diperhatikan hal-hal unik di lokasi tersebut yang menyebabkan permintaan tumbuh. Misalkan akses tol, keberadaan fasilitas pendidikan yang favorit, ketersediaan transportasi umum yang nyaman, dan sebagainya
Tips kedua, perhatikan kontinuitas pengembangannya di masa depan. Selain lokasi, faktor selanjutnya yang menentukan bertahan lama tidaknya bisnis properti adalah rencana pengembangan suatu wilayah di masa depan.
"Bisnis dikatakan bisa bertahan dalam jangka panjang jika dianggap bernilai dan memertimbangkan rencana pengembangan di masa depan. Misalnya, wacana akan diadakannya pelebaran infrastuktur jalan atau pembangunan fasilitas umum atau bahkan perencanaan untuk pengembangan menjadi kota baru mandiri," ujarnya.
Ia juga menambahkan, investor harus peka mengetahui selera pasar. Contohnya, mengetahui tren apa yang sedang berkembang dan sangat dibutuhkan masyarakat sekitar. Sehingga, produk properti yang ditawarkan sesuai dengan tren tersebut dan diminati banyak orang.
Selain itu, tips berikutnya adalah kenali pesaing. Tidak kalah penting, investor juga harus mengenal baik siapa kompetitornya. Untuk dapat bersaing secara sehat tanpa menghalalkan segala cara, investor harus menggali informasi penting seputar kekuatan dan kekurangannya, misalkan menggunakan metode SWOT.
Baca Juga: Berkat Investasi Properti, Idol Korea Selatan Ini Jadi Artis Terkaya
"Dengan demikian, investor tidak tertinggal dengan pesaing dalam menawarkan propertinya," tambah Margiman.
Tips tambahan yang sering terlupakan adalah mengevaluasi rencana dari investasi tersebut. Sejauh mana rencana tersebut masih relevan dengan situasi yang ada. Misalkan, satu lokasi di masa lalu sangat strategis dan diminati banyak pembeli.
Namun, arah pengembangan kota atau hadirnya investor besar di lokasi lain menjadikan lokasi tersebut kurang strategis. Maka, investor harus berani melakukan switching dari properti yang dimilikinya dengan properti yang memiliki potensi yang lebih baik di masa mendatang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yosi Winosa
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: