Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Usai Diancam Keluar dari Malaysia, Penceramah Zakir Naik Minta Maaf

Usai Diancam Keluar dari Malaysia, Penceramah Zakir Naik Minta Maaf Kredit Foto: The Star
Warta Ekonomi, Kuala Lumpur -

Setelah mendapatkan tekanan dari PM Malaysia dan dilarang di tujuh negara bagian Malaysia, penceramah Islam India Zakir Naik meminta maaf karena telah membuat pernyataan rasial di Malaysia, setelah ia diinterogasi oleh polisi selama berjam-jam.

 

Penceramah yang menghadapi tuduhan kasus pencucian uang dan kebencian di India, mendapat kecaman atas pernyataannya yang dianggap mengadu minoritas etnis dan agama Malaysia dengan mayoritas Muslim Melayu.

 

Pihak kepolisian Malaysia telah memeriksa Naik selama 10 jam pada Senin (19/8) terkait isi ceramahnya yang mengatakan bahwa umat Hindu di Malaysia memiliki "hak 100 kali lebih banyak" daripada minoritas Muslim di India, dan bahwa orang Tionghoa Malaysia adalah tamu di negara itu.

 

jr0rr14n6zz9aa1jfodm_17796.jpg

 

Isu ras dan agama merupakan masalah sensitif di Malaysia, karena ada 60 persen dari 32 juta penduduknya adalah Muslim. Sisanya kebanyakan etnis China dan India, yang sebagian besar adalah Hindu.

 

Zakir Naik saat ini telah tinggal di Malaysia hampir tiga tahun, ia setelah diperiksa menyampaikan permohonan maaf atas ucapannya tetapi bersikeras bahwa ia bukan rasis.

 

"Bukan niat saya untuk membuat marah individu atau komunitas," katanya dalam sebuah pernyataan mengutip Reuters, Selasa (20/8/2019).

 

"Itu bertentangan dengan prinsip dasar Islam, dan saya ingin menyampaikan permintaan maaf saya yang tulus atas kesalahpahaman ini," kata Naik.

 

Saat ini Zakir Naik masih diperbolehkan tinggal di Malaysia. Beberapa menteri menyerukan dia diusir setelah ceramah kontroversialnya dan setidaknya tujuh negara melarangnya berbicara di depan umum.

 

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan pada Minggu (18/8) Naik bebas untuk berkhotbah tentang Islam tetapi tidak boleh berbicara tentang politik rasial Malaysia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: