Kedepannya, sebuah pesawat bisa mengudara dengan hanya menggunakan bahan bakar yang terbuat dari sampah rumah tangga. Bahan bakar terbarukan tersebut rencananya akan bisa digunakan pada tahun 2024. Shell, British Airways (BA) dan Velocys saat ini sedang membangun pabrik skala besar pertama di Eropa untuk membuat bahan bakar jet dari sampah rumah tangga dan komersial. Penerbangan mencakup sekitar 2,5% emisi karbon dioksida global tapi jumlah ini diprediksi terus meningkat saat perjalanan udara semakin bertambah.
Beberapa negara berencana membatasi emisi untuk mencegah perubahan iklim. Industri penerbangan menjadi target untuk memangkas emisi gas rumah kaca hingga 50% pada 2050, dibandingkan dengan level 2005. Bahan bakar ramah lingkungan dengan karbon lebih rendah pun dianggap sebagai langkah penting untuk memenuhi target ini.
Shell, BA dan Velocys telah mengajukan izin untuk pabrik tersebut dari otoritas lokal di North East Lincolnshire, Inggris. Tiga perusahaan itu menargetkan sampah rumah tangga dan komersial yang biasa berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) atau pembakaran.
Olahan sampah yang bisa menjadi energi telah menjadi istilah yang sering dipakai dalam sektor energi, di mana sampah rumah tangga seperti makanan atau potongan rumput dibakar untuk menghasilkan listrik.
“Bahan bakar berkelanjutan dapat mengubah permainan untuk penerbangna yang akan membantu menjadi tenaga pada pesawat kita untuk beberapa tahun mendatang,” papar Chairman dan Chief Executive Officer (CEO) British Airways Alex Cruz, seperti diwartakan Reuters.
Pembangunan proyek Altalto Immingham yang berada di Humber Estuary, Inggris timur laut, itu dapat dimulai pada 2021, dengan produksi bahan bakar jet tiga tahun kemudian. Altalto Immingham Ltd merupakan anak usaha perusahaan teknologi bahan bakar Velocys. Keputusan oleh Dewan North East Lincolnshire diperkirakan muncul pada akhir November.
Ada tiga perusahaan telah berinvestasi total USD8,8 juta dalam proyek bahan bakar tersebut. Dana yang diperlukan untuk membangun proyek itu diperkirakan jauh lebih besar. Pemerintah Inggris juga menyediakan dana untuk proyek yang akan menciptakan sekitar 130 lapangan kerja tetap itu.
“British Airways dan Shell akan membeli produk bahan bakar yang akan mengeluarkan gas rumah kaca 70% lebih sedikit dibandingkan bahan bakar fosil,” papar Velocys.
Pada Juni lalu, Belanda dan Prancis berupaya meyakinkan negara-negara Eropa saat konferensi di Den Haag agar menghentikan pengecualian pajak untuk bahan bakar jet dan tiket pesawat sebagai bagian upaya membuat Uni Eropa (UE) netral karbon pada 2050.
Inisiatif besar pertama untuk pajak perjalanan udara, pertemuan di Den Haag itu dihadiri sekitar 29 negara. Mereka membahas pajak tiket pesawat, retribusi minyak tanah, dan pajak pertambahan nilai pada perjalanan udara. Belanda ingin mengakhiri pengurangan pajak pada perjalanan udara. Prancis juga mendorong dihentikannya keringanan pajak untuk bahan bakar jet.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Abdul Halim Trian Fikri
Tag Terkait: