- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Bidik Dana Rp54 Miliar dari Pasar Modal, OPMS Siap Perkuat Bisnis Besi Bekas
PT Optima Prima Metal Sinergi (OPMS) membidik dana segar hingga Rp54 miliar dari pasar modal melalui mekanisme penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) pada 23/09/2019 mendatang. Calon emiten bursa ini mengaku, dana tersebut akan digunakan untuk memperkuat bisnis besar bekas OPMS.
Direktur Utama OPMS, Meilyna Widjaja, mengungkapkan bahwa melantainya perusahaan di bursa menjadi upaya OPMS dalam memperkuat bisnis di bidang besi scrap, di mana sebagian besar berasal dari kapal bekas. Ia optimis, kendati terbilang anyar di Indonesia, industri besi bekas diklaim mempunyai pangsa pasar yang besar.
Baca Juga: Sinarmas Sekuritas: IPO Optima Prima Metal Sinergi Sangat Menarik Buat Investor
“Kami bersyukur bidang usaha yang kami pilih, yakni penjualan besi scrap dari hasil pemotongan kapal telah menunjukkan kinerja yang positif. Hal ini seiring dengan peningkatan kebutuhan besi baja di Indonesia," imbuh Meilyna kepada media dalam paparan publik, Jakarta, Senin (26/08/2019).
Ia menambahkan, saat ini, sektor konstruksi, manufaktur, dan otomotif tengah bertumbuh. Adapun ketiga sektor tersebut merupakan konsumen utama dari produk logam yang sejalan dengan bisnis OPMS.
Baca Juga: Mau Punya Saham di Perusahaan Besi Bekas, Segini Harga yang Harus Dibayar
"Kami optimis, IPO ini merupakan langkah yang paling tepat untuk memperbesar usaha kami sekaligus memperkenalkan secara luas akan industri besi scrap kepada industri besi baja di dalam negeri,” sambungnya.
Ditambah pula, aktivitas pemerataan pembangunan infrastruktur di luar Pulau Jawa, seperti pembangunan infrastruktur transportasi (jalan tol, jembatan, bandara, pelabuhan), power plant, dan bendungan juga mendukung pertumbuhan bisnis produk logam.
“Kami berharap kehadiran OPMS dapat menjadi warna baru bagi pasar modal di Tanah Air. Dengan komitmen yang tinggi dalam menjalankan bisnis perusahaan, kami bersyukur dapat mengambil bagian terhadap pengadaan bahan baku besi baja di Indonesia. Dengan ini berarti kami meningkatkan efisiensi karena dapat mengurangi ketergantungan industri baja terhadap bahan baku impor di tengah proyek pembangunan infrastruktur dalam negeri yang tinggi,” tutup Meilyna.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih