Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menteri Rini Pastikan 5 BUMN Kerjakan 4 Proyek di Laos

Menteri Rini Pastikan 5 BUMN Kerjakan 4 Proyek di Laos Kredit Foto: Kementerian BUMN
Warta Ekonomi, Jakarta -

Delegasi Pemerintah Laos hari ini (28/8/2019) mengunjungi Kantor Kementerian BUMN. Adanya kunjungan ini sebagai bentuk tindaklanjut dari pertemuan Menteri BUMN Rini Soemarno dengan Perdana Menteri (PM) Republik Demokratik Rakyat Laos Thongloun Sisoulith dan penandatanganan nota kesepahaman kerja sama antara sejumlah BUMN Indonesia dengan Phonsavanh Group di Vientiane, Laos pada 25 Juni 2019 lalu. 

Kunjungan ini juga hasil tindaklanjut dari pertemuan Perdana Menteri Laos dengan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo di Indonesia pada 2017 lalu. Salah satu topik utama pertemuan tersebut yakni membahas mengenai potensi kerjasama kedua negara di bidang bisnis, perdagangan dan investasi.

“Kami sepakat untuk meningkatkan hubungan kerja sama bisnis antara Indonesia dan Laos. Kemarin, kami ke sana melihat potensi kerjasama yang bisa ditingkatkan," jelas Menteri Rini.

Baca Juga: Direksi BUMN Tetap Dirombak, Menteri Rini dan Jokowi Bisa Digugat?

"Empat proyek akan menjadi fokus kita bersama-sama. Saya pikir kerja sama ini sangat bagus dan harus segera direalisasikan. Saya berharap Indonesia dan Laos akan jadi rekan kerja dalam perdagangan di dunia Internasional,” lanjutnya.

Kerja sama bisnis yang tengah dijajaki yakni pada bidang pertambangan. PT Pupuk Indonesia (Persero) bersama PT Timah Tbk melakukan kerja sama dengan Petrotrade, entitas dari Phonsavanh Group. PT Timah Tbk dengan Petrotrade menjajaki kerja sama eksplorasi area pertambangan prospektif hingga proses pengolahan. 

Eksplorasi dari pertambangan yang akan dilakukan tersebut salah satunya bertujuan untuk menemukan sumber baru bahan baku pupuk NPK yaitu KCl (Kalium Klorida). Untuk hal itu, Pupuk Indonesia siap andil sebagai offtaker yang akan menyerap bahan baku pupuk tersebut. Adapun PT Bukit Asam Tbk yang tengah penjajakan kerjasama jual beli batubara dengan Petrotrade.

Baca Juga: Menteri Rini Rekrut 3.311 Pegawai Baru di BUMN

Penjajakan bisnis yang dilakukan ini sejalan dengan rencana Pupuk Indonesia untuk pengembangan pupuk NPK melalui proyek NPK 2,4 juta ton. Selama ini, jenis bahan baku KCl memang masih harus diimpor karena tidak dapat diperoleh di Indonesia, bahan baku KCl dari Pupuk Indonesia Grup banyak didatangkan dari negara Eropa Timur, salah satunya Belarusia. Dengan potensi tambang KCl di Laos yang sangat besar, maka harga dan biaya distribusinya akan jauh lebih efisien.

Sejak dilakukannya MoU pada Juni lalu, sejumlah BUMN sepakat untuk melakukan kerja sama, antara lain PT Timah yang akan menggarap potensi tambang di Laos dan di bidang pertanian PT Perkebunan Nusantara bersama PT Pupuk Indonesia juga akan menjalin kerjasama dengan Phaiboun Trading Import and Export. 

Dalam hal transportasi, PT Inka juga akan menjalin kerja sama pembangunan Kereta Indonesia (IDRC) sepanjang 195 kilometer dari Laos hingga kawasan pelabuhan Vietnam. Selain itu, PT Bukit Asam dan Petrotrade juga akan melakukan kerja sama terkait dengan perdagangan Batubara.

Delegasi Pemerintah Laos yang diwakilkan Menteri untuk Kantor Perdana Menteri Laos Alounkeo Kittikhoun dan Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Transportasi Laos Viengsavath Siphandone telah mengunjungi sejumlah pabrik dan site milik BUMN, antara lain PT Petrokimia Gresik di Gresik, PTPN di Mojokerto, PT INKA (Persero) di Madiun, PT Timah di Pangkal Pinang, dan PT Bukit Asam di Lampung.

Baca Juga: Peserta SMN Asal Maluku Kunjungi Kantor Kementerian BUMN

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: