Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Semester I-2019, Subsidi Energi Capai Rp59,4 Triliun

Semester I-2019, Subsidi Energi Capai Rp59,4 Triliun Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah berkomitmen untuk terus memberikan energi dengan harga yang terjangkau. Salah satunnya adalah dengan memberikan subsidi energi secara tepat sasaran untuk menjaga daya beli masyarakat kurang mampu.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, sudah Rp. 1.200 triliun dana di APBN digunakan untuk subsidi energi selama periode 2011 - 2014. Meski demikian, alokasinya dibuat makin tepat sasaran dalam 4 tahun terakhir, agar tersedia alokasi pembiayaan untuk sektor produktif lainnya.

"Subsidi, yang selalu orang ramai bicara ini. Dibandingkan periode sebelumnya, sekarang empat tahun terakhir (2015-2018) subsidi sektor energi dipangkas menjadi hanya Rp 477 triliun. Ini kurang lebih hanya sepertiga dari yang sebelumnya. Agar lebih tepat sasaran," ujarnya dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu, (31/8/2019).

Jonan mengatakan bahwa pemerintah terus berkomitmen agar subsidi energi semakin efisien dan mengerucutkannya menjadi lebih tepat sasaran. Pada tahun ini, subsidi energi ditargetkan bisa disalurkan sebesar Rp160 triliun.

Baca Juga: Janji Jonan: Akhir 2020, Indonesia Merdeka Listrik

"Tapi saya kira nggak akan sampai. Paling di angka Rp 120 triliun sampai Rp 130 trilyun. Karena harga komoditas energi banyak yang turun juga. Hingga semester I tahun ini angkanya sebesar Rp. 59,4 triliun," ucap Jonan.

Oleh sebab itu, ketimbang menghabiskan anggaran untuk subsidi energi yang tidak tepat sasaran, pemerintah lebih memilih memangkas subsidi energi untuk dialihkan ke belanja yang lebih produktif dan pro rakyat.

Demikian halnya pemanfaatan anggaran Kementerian ESDM yang tahun ini dialokasikan sebesar Rp. 4,9 triliun juga mayoritas untuk infrastruktur dan program pro rakyat. "Tahun ini, anggaran Kementerian ESDM 48% dikembalikan ke masyarakat, untuk bangun pembangkit tenaga surya, jaringan gas dan lain sebagainya," ungkap Jonan.

Salah satu contoh program pro rakyat yang kontribusinya nyata dan dirasakan secara langsung oleh rakyat adalah program pembagian konverter kit LPG untuk nelayan kecil. Dengan menggunakan bahan bakar LPG, biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh nelayan untuk melaut jadi semakin murah.

Tidak hanya itu, dana subsidi juga dialokasikan untuk belanja produktif seperti pembangunan jaringan gas kota, pembagian lampu surya gratis untuk rumah belum berlistrik, penerangan jalan umum, hingga pemboran sumur bor air tanah.

"Ini yang dimaksud dengan kedaulatan energi itu, supaya banyak saudara-saudara kita makin mampu beli, makin terjangkau. Kita juga akan paksa dengan segala peraturan supaya sektor ini menjadi lebih kompetitif," tutup Menteri ESDM tersebut.

Jonan menambahkan, pemberian energi yang terjangkau merupakan salah satu bukti nyata pemerintah untuk terus mendorong kedaulatan energi di dalam negeri.

"Paling penting dari kedaulatan energi itu ada dua, yakni ketersediaan energi itu sendiri dan keterjangkauan dari segi harga," ucapnya.

Lebih lanjut Jonan menyebut, pemerintah juga akan mejaga hubungan baik dengan beberapa negara sahabat. Pasalnya, di era global ini, hampir semua negara saling berkaitan satu sama lain.

"Semua negara itu saling ketergantungannya (di sektor energi) besar. Kedaulatan energi itu yang terpenting adalah membuat daya saing bangsa ini menjadi lebih baik," ucap Jonan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: