Perusahaan pelat merah produsen baja, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, melakukan produksi perdana baja gulungan canai panas (hot rolled coil/HRC) dari pabrik peleburan baja terbarunya, Blast Furnace.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan, HRC yang diproduksi di fasilitas hot strip mill (HSM) ini memiliki kualitas free good atau prime, sehingga memenuhi spesifikasi baja komersial. Lima buah slab baja berhasil di-rolling di HSM ini dengan tebal 4 mm dan lebar 1.200 mm, serta panjang 11.600 mm. Total beratnya adalah 22,9 ton untuk masing-masing HRC.
Sebelumnya, hasil produk dari Blast Furnace berupa hot metal atau baja cair ini dibawa ke pabrik slab baja (Slab Steel Plant) milik perseroan untuk dicetak (casting) menjadi slab baja. Pabrik slab baja ini juga berperan untuk mengatur komposisi kimia dari suatu produk baja sehingga memenuhi kualifikasi untuk penggunaan baja tertentu yang diinginkan.
Baca Juga: Apalah Arti Ekspor Naik Fantastis, Kalau Rugi Krakatau Steel Tak Dapat Ditepis
"Dengan menggunakan input-an baja cair dari Blast Furnace, kami mampu menurunkan konsumsi penggunaan listrik dan elektroda. Konsumsi listrik bisa kami turunkan hingga sekitar 30%," jelas Silmy dalam keterangan yang diperoleh, Senin (2/9/2019).
Silmy menambahkan, penurunan listrik ini dikarenakan pabrik slab baja menerima material sudah dalam bentuk baja cair panas, sehingga peleburan baja menjadi lebih sedikit. Energi untuk pemanasan hanya digunakan untuk mempersiapkan tungku yang sudah diisi besi sponge dan scrap (besi tua) untuk menerima baja cair panas dari Blast Furnace.
Saat ini perseroan sedang melakukan evaluasi untuk menguji keandalan dan efisiensi pengoperasian Blast Furnace.
"Dalam setiap penugasan, saya selalu mendorong penyelesaian masalah-masalah, terutama masalah yang menahun. Oleh karena itu, manajemen Krakatau Steel saat ini berkomitmen untuk menyelesaikan setiap proyek dan permasalahan perseroan yang saat ini dihadapi. Penyelesaian proyek Blast Furnace ini adalah bagian dari upaya manajemen saat ini guna menyelesaikan proyek yang seharusnya sudah selesai," lanjut Silmy.
Baca Juga: Krakatau Steel Dililit Utang Jumbo, Wapres JK Bongkar Faktanya!
Produksi baja slab dan HRC yang bersumber dari Blast Furnace akan mendorong perseroan untuk menghasilkan produk high value added, yang dimulai dari produksi di area hulu (Blast Furnace dan SSP).
Hal ini berdampak pada peningkatan daya saing perseroan. Harapannya, produk baja kualitas perseroan dapat berkompetisi dengan baik, dengan catatan iklim tata niaga baja yang sehat dapat diciptakan di pasar dalam negeri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: