Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang diwakili Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Rida Mulyana meninjau Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo berkapasitas 72 megawatt (MW) di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Rida menjelaskan, kunjungan ini untuk memastikan proyek pembangkit ini layak untuk diresmikan. Diketahui, PLTB ini mulai dibangun sejak 2016 lalu dan sudah beroperasi secara komersial 14 Mei 2019.
Sifat pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) yang intermitten menjadi tantangan sendiri bagi pengembang untuk mengoptimalkan pengoperasian. Isu prakiraan cuaca yang memengaruhi produksi listrik diharapkan dapat segera diatasi.
Menurut Rida, tantangan yang saat ini dihadapi adalah terkait harga jual listrik yang lebih murah. "Tantangan bisnis yang kami minta ke pengembang listrik adalah pengembangan di tahap I dan PLTB Sidrap. Mereka menjanjikan (pengembangan PLTB tahap kedua) harganya di bawah biaya pokok produksi (BPP)," jelasnnya.
PLTB Tolo yang dikelola pengembang listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) ini memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) mencapai sekitar 40%. Dengan tinggi 133 m dan panjang baling-baling 63 m, 20 turbin yang terpasang masing-masing mampu mengalirkan listrik sebesar 3,6 MW, sehingga kapasitas totalnya mencapai 72 MW. PLTB ini mampu melistriki setara 300.000 rumah tangga pelanggan 900 VA.
Baca Juga: Tinjau Progres PLTB Tolo, Dirjen Kelistrikan Tegaskan EBT 23% di 2025
PLTB Jeneponto, imbuh Rida, masuk dalam program 35.000 MW. Ini merupakan bukti komitmen pemerintah mewujudkan bauran energi primer EBT sebesar 23% pada 2025. Pemerintah juga terus mendorong pengembangan industri ini semakin kompetitif.
"Mudah-mudahan proyek ini menjadi salah satu dari delapan proyek strategis sektor ESDM yang bisa diresmikan langsung oleh Presiden RI," kata Rida.
Selain meningkatkan kapasitas penyediaan listrik dan keandalan sistem interkoneksi sistem Sulawesi bagian Selatan, PLTB ini juga mengurangi pemakaian BBM dan biaya pokok pembangkitan dengan penghematan Rp577 per-kWh jika dibandingkan dengan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
Pengembang PLTB Jeneponto rencananya bakal melakukan ekspansi menyusul keberhasilan beroperasinya pembangkit yang sekarang.
"Kalau sekiranya dikembangkan, saya gembira mengingat (PLTB yang akan dibangun) sudah memiliki sistem penyimpanan energi. Akan membantu PLN bekerja dan utamanya pelanggan yang menjadi konsentrasi kami tidak mengalami masalah dari fluktuasi (produksi listrik)," tutup Rida.
Sebagai informasi, saat ini kondisi sistem kelistrikan Sulawesi bagian Selatan memiliki daya mampu sebesar 1.499 MW dengan beban puncak 1.165 MW dan cadangan daya sebesar 334 MW. Sementara rasio elektrifikasi Sulawesi Selatan hingga Juli 2019 telah mencapai 99,99%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Rosmayanti