Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Ngakan Timur Antara menambahkan, pihaknya telah merumuskan pembentukan ekosistem industri 4.0.
Ada lima poin mengenai manfaat dari ekosistem tersebut. Pertama, secara prinsip ekosistem industri 4.0 perlu dibentuk untuk proses akselerasi transformasi industri 4.0. Kemudian, beberapa pihak dapat lebih saling berkolaborasi satu sama lain untuk mengakselerasi proses transformasi industri 4.0.
Poin ketiga mengenai demand dan supply antarpihak lebih dapat terhubung atau terkoneksi dengan adanya ekosistem industri 4.0. Selanjutnya, dapat memperbanyak tenaga ahli lokal untuk mempercepat proses tranformasi industri sehingga lebih efektif dan efisien baik secara waktu maupun biaya.
Poin kelima adalah pemerintah menginisiasi pembentukan ekosistem industri 4.0, dari hal-hal yang mudah dan dapat dikolaborasikan antarpihak dalam proses akselerasi transformasi industri 4.0.
"Berkaca dari hasil perumusan tersebut, kami berinisiasi untuk membentuk ekosistem industri 4.0 yang kami sebut SINDI 4.0 (Ekosistem Indonesia 4.0)," tegas Ngakan.
Baca Juga: Kemenperin Terapkan Industri 4.0 ke 10 Perusahaan
Kemenperin berharap SINDI 4.0 dapat menjadi wadah dalam membangun sinergi dan kolaborasi antarpihak untuk mempercepat proses transformasi industri 4.0, koordinasi antarpihak dalam proses tansformasi industri 4.0, serta jejaring dan kerja sama antarpihak dalam akselerasi proses transformasi industri 4.0.
Oleh karenanya, kegiatan roadshow INDI 4.0 merupakan momen dan peluang bagi para pihak dalam SINDI 4.0 untuk dapat saling membangun kerja sama dan kolaborasi pada proses akselerasi transformasi industri 4.0.
"Ke depan, kami ingin semakin banyak aktivitas yang diselenggarakan dalam SINDI 4., seperti forum diskusi perkembangan industri 4.0, platform ekosistem industri 4.0, kuliah tamu antar-industri dengan perguruan tinggi, pengembangan model bisnis baru, dan kegiatan-kegiatan lainnya, sehingga ekosistem ini semakin tumbuh dan berkembang dalam menyukseskan program making indonesia 4.0," tandasnya.
Dalam akselerasi implementasi industri 4.0, Ngakan menyadari pentingnya dukungan para pihak. Sinergi dan kolaborasi antar pihak merupakan kunci dalam implementasi industri 4.0. Industri 4.0 akan sulit terealisasi tanpa adanya sinergi dan kolaborasi para pihak.
"Di sinilah pentingnya kita untuk membangun ekosistem industri 4.0 ini. Beberapa negara lain saling bersinergi dan berkolaborasi dalam implementasi industri 4.0, baik pemerintah, pelaku industri, akademisi, R&D Center, technical provider, konsultan, dan tentunya financial actor," sebut Ngakan.
Baca Juga: Hadapi Industri 4.0, BPJS Ketenagakerjaan Sumbagut Gandeng Semua Pemangku Kepentingan
Menurut Ngakan, pemerintah dapat menyiapkan regulasi dan kebijakan untuk percepatan implementasi industri 4.0. Sementara itu, para pelakuatau asosiasi industri melakukan journey transformasi industri 4.0 di perusahaannya.
Sedangkan, bagi para akademisi dan institusi R&D menghasilkan SDM dan inovasi industri 4.0. Selain itu, para konsultan ahli dapat memberikan asistensi dalam proses transformasi industri 4.0, termasuk technical provider yang siap menyediakan teknologi industri 4.0.
"Yang tidak kalah penting, financial actor mendukung dalam akses investasi dan permodalan penerapan industri 4.0," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: