Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Astaghfirullah... Siang Hari Jambi Terasa Seperti Senja

Astaghfirullah... Siang Hari Jambi Terasa Seperti Senja Kredit Foto: Foto/Shutter Stock
Warta Ekonomi, Bogor -

Langit di Provinsi Jambi, khususnya di kawasan Puding, Kumpeh Ilir, Kabupaten Muarojambi tampak berbeda karena kebakaran hutan dan lahan. Meski sudah memasuki waktu siang, kondisinya malah menyerupai langit menuju senja; berwarna oranye.

Kepulan debu bercampur kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan masih belum teratasi. Karhutla terjadi di kawasan PT Bara Eka Prima (BEP) dan PT Pesona Belantara Persada (PBP) dan sudah terjadi sejak satu pekan ini.

Yang lebih parah, kendaraan bermotor yang melintasi jalan tersebut harus menggunakan lampu jauh untuk menembus jalan gelap.

Baca Juga: Alhamdulillah, Tak Ada Titik Panas Karhutla di Sumatra Utara

Meski demikian, di tengah kondisi udara yang tidak sehat, Satuan Tugas Karhutla Jambi tidak putus asa berusaha memadamkan api, meski dengan peralatan seadanya.

Hal ini diakui Dandim 0415/Batanghari Letkol Inf J Hadiyanto. Saat dikonfirmasi, ia menegaskan Satgas Karhutla terus berjibaku memadamkan api di lokasi Puding.

Dalam pernyataan terpisah,, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jambi M Zakir mengakui kondisi di Puding gelap akibat tertutup kabut asap dari kebakaran lahan.

"Ya gelap. Dak bisa kirim foto atau menelepon, sinyalnya dak tersambung," ujarnya singkat.

Dia menambahkan, kebakaran lahan di Puding, Kabupaten Muarojambi, sudah terjadi sejak satu pekan ini. "Kita berharap bisa turun hujan, sehingga kebakaran lahan bisa teratasi," tuturnya.

Sementara Gubernur Jambi Fachrori Umar mengharapkan seluruh pihak terkait dan masyarakat membantu serta terlibat pencegahan karhutla.

"Kami telah memantau dari udara. Tidak terlalu terlihat, tetapi ketika kita berada di lapangan, kita melihat kondisi nyata. Kita berharap segera datang hujan," harapnya.

Dia juga mengatakan pemerintah telah melakukan beberapa upaya, termasuk Salat Istisqa untuk meminta hujan, dan akan mengumpulkan pihak perusahaan.

"Kita akan mengumpulkan perusahaan-perusahaan untuk saling bertemu mencari solusi agar kejadian ini tidak terjadi lagi. Kita harus bekerja dan bersinergi untuk mencegah hal ini," papar Fachrori.

Ia menyatakan sudah melibatkan semua pihak, mulai perusahaaan, bupati, wali kota, camat, lurah, sampai tingkat desa.

"Kita harus bersinergi mengatasi permasalahan ini, karena sangat merugikan semua pihak, terutama masyarakat," jelas Fachrori.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Tanayastri Dini Isna

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: