Aktif Berkomunikasi dengan ISIS, 3 Teroris Wanita Asal Indonesia Ditahan di Singapura
Radikal melalui online
Wanita tersebut diradikalisasi pada tahun lalu usai mereka menemukan materi online terkait dengan Negara Islam.
Mereka yakin bahwa Negara Islam berjuang untuk Islam dan penggunaan kekerasan terhadap orang-orang kafir dibenarkan, dan semakin diradikalisasi setelah bergabung dengan beberapa kelompok dan saluran media sosial media pro-Islam, menurut MHA.
"Mereka tertarik pada visual kekerasan yang disebarluaskan, seperti serangan bom ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) dan video pemenggalan kepala, serta propaganda daur ulang kemenangan (Negara Islam) sebelumnya di medan perang," terangnya.
Baca Juga: Raja Salman: Agresi Teroris Pengecut!
Wanita tersebut juga dipengaruhi oleh ceramah oleh para penceramah radikal di Indonesia. Pekerja rumah tangga Indonesia keempat juga ditangkap sebagai bagian dari penyelidikan.
Ia tidak ditemukan telah diradikalisasi, namun tidak melaporkan radikalisasi yang lain kepada pihak berwenang meskipun mengetahuinya, kata MHA. Sejak itu ia dipulangkan ke Indonesia.
"Fakta bahwa ketiga individu dalam kasus ini diradikalisasi pada tahun 2018, pada saat wilayah ISIS telah berkurang secara signifikan, menyoroti daya tarik abadi ideologi kekerasan ISIS," kata MHA.
Mulai dari tahun 2015, ada sekitar 19 pekerja rumah tangga asing yang teradikalisasi, termasuk Anindia, Retno dan Turmini, telah terdeteksi di Singapura. Tak satu pun dari mereka diketahui memiliki rencana untuk melakukan tindakan kekerasan di Singapura, tetapi radikalisasi dan hubungan mereka dengan teroris di luar negeri telah menjadikan mereka ancaman keamanan bagi negara, kata MHA. 16 pekerja rumah tangga yang sebelumnya teradikalisasi semuanya dipulangkan setelah investigasi selesai.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Abdul Halim Trian Fikri