Anggota Dewan Penasihat DPP Partai Gerindra Muhammad Syafii, merespons pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berkomitmen untuk menegakkan demokrasi di Indonesia. Justru sebaliknya, ia menilai Jokowi tidak mengerti tentang demokrasi selama menjabat sebagai presiden.
Hal tersebut berkaca dari sikap Jokowi dalam menyikapi sejumlah peristiwa.
"Tapi kok itu masih jadi pilihan rakyat. Kita anggota DPR pernah diancam dijemput paksa, itu terjadi di era Jokowi, siapa bilang dia jaga demokrasi? Jokowi enggak ngerti demokrasi," katanya kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (27/9/2019).
Baca Juga: Jokowi: Jangan Ragukan Komitmen Saya!
Baca Juga: 2 Mahasiswa Tewas Didor, Jokowi ke Kapolri: Investigasi Jajaranmu
Kritik anggota Komisi III DPR ini bukan tanpa alasan. Ia pun mengatakan, seperti tindakan represif aparat keamanan terhadap mahasiswa yang berdemonstrasi menolak sejumlah RUU kontroversial. Termasuk, tewasnya dua mahasiswa dari Universitas Halu Oleo Kendari, Randy (21) dan Yusuf Kardawi (19) usai terlibat bentrok antara mahasiswa dengan polisi di gedung DPRD Sultra.
Ia juga menyinggung kembali aksi represif aparat keamanan di sekitar Kantor Bawaslu, Jakarta pada 21-22 Mei lalu. Saat itu, katanya, banyak masyarakat yang menjadi korban tewas dan ditangkap oleh pihak kepolisian.
"Kemudian (Jokowi) jaga demokrasi, demokrasi apa yang dijaga? Kebebasan berpendapat? Sejak 21-22 Mei ditembak-tembaki juga. Ditangkapi. Dia menunjukkan arogansi kekuasaan," tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil