Aksi demonstrasi menolak rancangan undang-undang (RUU) KUHP dan revisi Undang-Undang KPK yang semakin marak dikeluhkan oleh pelaku usaha karena tidak bersinergi positif terhadap kegiatan bisnis.
Konstultan dan pengamat bisnis, Jahja B Soenarjo, mengatakan aksi demonstrasi yang berujung kericuhan memberikan dampak negatif terhadap kegiatan perekonomian. Menurutnya, demonstrasi membuat proses produksi menjadi terhambat, bisnis menurun, serta menimbulkan kekhawatiran bagi para investor.
"Cukup terasa sekali," kata Jahja ketika dihubungi oleh redaksiĀ Warta EkonomiĀ di Jakarta, Senin (30/9/2019).
Baca Juga: Demo Mahasiswa Hari Ini, Dikawal 20.500 Personel Gabungan
Jahja menambahkan, aksi-aksi demonstrasi berimbas kepada terhambatnya iklim investasi. Ia mencontohkan beberapa pelaku usaha luar negeri ikut mengamati proses demonstrasi yang terjadi di Indonesia beberapa hari ke belakang.
"Investor sebenarnya wait and see," katanya.
Maksudnya, investor saat ini sedang mengamati dan menunggu momen yang tepat untuk kembali berinvestasi di Indonesia. Tambahnya, banyak pengusaha dari luar negeri yang mengakui potensi sumber daya Indonesia dan masih berminat untuk berinvestasi di sini.
Momen yang sedang ditunggu investor sendiri, disebut oleh Jahja, adalah proses pelantikan Presiden dan Wakil Presiden yang akan digelar pada 20 Oktober 2019 mendatang. Menurutnya, pelantikan sendiri berarti sebuah simbol bagi para investor yang meyakinkan mereka untuk kembali berinvestasi.
Meski demikian, Jahja mengatakan pertumbuhan perekonomian Indonesia masih baik di tengah ancaman resesi global yang kian hari makin mendekat. Data dari Kementerian Keuangan menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada 5,05 persen pada kuartal kedua tahun ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: