Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementan: Kemarau Tak Halangi Upaya Pacu Produksi Padi

Kementan: Kemarau Tak Halangi Upaya Pacu Produksi Padi Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Bambang PamujiĀ  menyatakan di era Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Kementan sejak 2015 telah melakukan antisipasi dan mitigasi kekeringan.

Langkah strategis yang dilakukan, di antaranya merehabitasi jaringan irigasi dan pompanisasi secara besar-besaran.

"Hasilnya di 2015 tanaman padi terselamatkan, tidak seperti pada 1997-1998. El-Nino 1997-1998 tidak sebesar 2015, tapi impor beras di tahun itu mencapai 12 juta ton. Sejak 2015 saat El-Nino terparah bisa kita antisipasi dan dilalui dengan baik, bahkan dari data BPS, lonjakan produksi padi 2015 sangat tajam dibandingkan 2014. Artinya, Kementan sudah melakukan langkah antisipatif agar kemarau tidak mengganggu produksi," kata Bambang di Jakarta, Kamis (3/10/2019).

Baca Juga: Tak Perlu Tunggu Hujan, Petani Bisa Tanam Padi Saat Kemarau

Berangkat dari pengalaman tersebut, Bambang optimis produksi padi di tahun ini surplus, walaupun tengah terjadi musim kemarau. Sesuai dengan penghitungan BPS, Januari- November 2019 akan ada produksi sebesar 29,4 juta ton beras.

Data Kerangka Sampling Area (KSA) BPS mencatat bahwa stok beras akhir Desember 2018 sebesar 3,3 juta ton dan stok 2019 saat ini ada 5,5 juta ton beras, sehingga cukup melimpah.

"Menghadapi musim kemarau 2019 Kementan tetap melakukan program antisipasi dini dan mitigasi kekeringan seperti tahun-tahun sebelumnya. Infrastruktur sudah terbangun dan hingga sekarang terus dilanjutkan dengan pompanisasi, pipanisasi, sumur dangkal, embung, dam parit, long storage hingga benih dan pascapanen," bebernya.

Bambang menambahkan, Kementan tidak hanya berkomitmen untuk mengatasi tanaman padi yang sudah terkena dampak, namun juga mengantisipasi bagi yang masih ada standing crop. Untuk petani yang lahan padinya sudah terlanjur puso dan belum terselamatkan kalau punya asuransi agar mengajukan klaim asuransi.

"Nah, sedangkan yang belum ikut serta asuransi nanti benihnya kita bantu. Kita ganti bagi yang terlanjur puso," cetusnya.

Antisipasi pada lahan yang masih ada standing crop agar diidentifikasi sumber-sumber air terdekat. Apabila di lokasi masih ada sumber air atau sungainya atau ada embungnya, akan diberi pompanisasi atau pipanisasi, untuk selanjutnya dilakukan pengolahan tanah. Bisa juga dengan bantuan sumur dangkal dan selang untuk wilayah yang tidak dekat sungai.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: