"Hal ini sejalan dengan komitmen kami untuk terus mendukung tercapainya target SGDs di 2030. Untuk itu, penting bagi kami mendukung inovasi dan inisiatif yang baik untuk mencapai akses air bersih dan sanitasi yang baik melalui cara yang lebih berkelanjutan bagi masyarakat," jelas Karyanto.
Melalui PAMDS ini, daerah-daerah yang siap untuk solusi keuangan mikro dapat bermitra dengan lembaga keuangan yang dipilih dengan cermat untuk menyediakan pinjaman air dan sanitasi yang terjangkau bagi keluarga yang membutuhkan. Lembaga-lembaga keuangan ini membentuk pinjaman air dan sanitasi dalam portofolio penawaran mereka.
Baca Juga: Konsumsi Minuman Ringan yang Dipermanis Picu Kematian Dini, Ini Penjelasannya
Water.org mendukung mereka dengan menyediakan sumber daya, pendidikan, koneksi dengan praktisi lain, dan bantuan teknis untuk memulainya. Peminjam menggunakan pinjaman kecil yang terjangkau ini untuk memasang keran atau toilet di rumah mereka dan mendapatkan akses ke sumber daya lokal yang dapat melakukan pekerjaan.
Saat ini di Indonesia inisiatif PAMDS telah memiliki tiga bentuk turunan yang bertujuan untuk memaksimalkan pencapaian akses universal air minum dan sanitasi, yaitu PAMDS Rumah Tangga (WaterCredit), PAMDS Pedesaan (WaterConnect–CBO/Community-Based Organization), dan PAMDS Perkotaan (WaterConnect-PDAM).
Lebih dari Rp350 miliar telah disalurkan lembaga keuangan dengan tingkat pengembalian cukup tinggi yaitu sekitar 98%. Hal ini menunjukkan bahwa pembiayaan air dan sanitasi merupakan sektor yang potensial untuk lembaga keuangan dan memiliki risiko yang relatif kecil, selain juga bisa memberikan manfaat sosial yang cukup besar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: