Lewat Konservasi Air, Ecolab Bantu Pemerintah Wujudkan Masa Depan Kualitas Air
Ecolab berkomitmen mendukung pemerintah dan industri mengelola dan menyediakan air bersih untuk mewujudkan masa depan air yang lebih aman melalui konservasi air serta tata kelola air.
Presiden Direktur Ecolab, Evan Jayawiyanto, mengatakan tahun lalu Ecolab secara global telah membantu pelanggan mereka menghemat lebih dari 220 miliar galon air atau setara dengan kebutuhan air minum lebih dari 760 juta orang.
"Pada 2030, kami bertujuan untuk membantu pelanggan menghemat 300 miliar galon air setiap tahun. Jumlah itu setara dengan kebutuhan air minum tahunan 1 miliar orang," kata Evan dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Selama lebih dari 100 tahun, Ecolab telah berupaya melindungi sumber daya penting bagi kehidupan dengan memprioritaskan pengelolaan air dalam operasional pelanggan mereka. Ecolab membantu lebih dari 40 segmen industri di seluruh dunia untuk merespon tantangan iklim dan stress air dengan meminimalkan penggunaan air dalam proses-proses produksi yang penting.
Di Indonesia, Ecolab berkontribusi dalam mewujudkan pengelolaan air bersih dengan berbagai cara, seperti bekerjasama dengan para pelanggan terkait konservasi dan pengolahan air, serta memberikan solusi yang berkelanjutan untuk industri dalam mengelola air dengan lebih efisien namun dapat meningkatkan produktivitas.
Saat ini Indonesia menghadapi berbagai tantangan terkait air, seperti kualitas air dan pengelolaan sumber daya air.
Baca Juga: Investasi Pipa Air Minum Dapat Jadi Sorotan di World Water Forum ke-10
Jumlah populasi penduduk yang mencapai 280 juta jiwa menurut data Kementerian Dalam Negeri per 31 Desember 2023, menjadikan Indonesia sebagai negara terpadat keempat di dunia dan memiliki ekonomi terbesar di Asia Tenggara.
Berdasarkan studi Ecolab bertajuk Global Water Assessment Tracker yang dirilis pada 31 Maret 2023, sebanyak 79 persen responden menyatakan air bersih merupakan prioritas utama dansetuju bahwa pengelolaan air bersih merupakan tanggung jawab pemerintah maupun sektor swasta.
Masyarakat Indonesia (89 persen) mengharapkan pemerintah untuk mengambil tindakan lebih besar dalam memastikan fasilitas umum yang efisien, seperti mengenakan denda yang lebih tinggi bagi pelaku yang mencemari pasokan air publik.
Selain itu, ada 85 persen harapan bagi dunia untuk berinvestasi lebih banyak dalam penggunaan air yang efisien. Masyarakat percaya bahwa dunia usaha seharusnya didenda karena inefisiensi dibandingkan individu yang dikenakan pajak atas penggunaan air.
Studi Global Water Assessment Tracker itu dilakukan di 15 negara di mana Ecolab beroperasi. Studi yang dilaksanakan mulai tanggal 15 Februari hingga 3 Maret 2023 tersebut dirancang untuk meneliti kondisi pengelolaan air dengan mengukur manfaat dan penggunaan air.
Visi Ecolab terkait ketahanan air bergantung pada tindakan yang nyata. Ditahun 2030, Ecolab berencana untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan karena penggunaan air sebesar 40 persen per unit produksi di semua unit bisnis mereka (dihitung berdasarkan tahun 2018).
"Sebagai pendukung utama tata kelola air, kami menawarkan solusi, teknologi, dan keahlian untuk membantu pelanggannya mengadopsi praktik pengelolaan air yang cerdas dan mendukung operasional yang bertanggung jawab dan berkelanjutan untuk dunia yang lebih sehat dan lebih bersih." kata Evan.
Baca Juga: World Water Forum Bali, Unjuk Gigi Diplomasi Air dari Indonesia
Contoh kecil yang dilakukan Ecolab di Indonesia terkait kegiatan sosial yang berhubungan dengan tata kelola lingkungan adalah melakukan 1.000 penanaman bibit bakau di TanjungBenoa, Bali, pada awal tahun 2024 lalu. Kegiatan itu diharapkan dapat membangun ketahanan air untuk keberlanjutan lingkungan dengan menanam bakau. "Kami berharap dapat menjaga ketersediaan air tanah, mengurangi dampak polusi, melindungi keberagaman hayati air, dan berkontribusi dalam menjaga ketersediaan air serta ketahanan lingkungan perairan," kata Evan.
Berbagai langkah dilakukan sebagai solusi untuk mengatasi krisis air bersih akibat dampak perubahan iklim.
Lebih lanjut, Evan menyampaikan pentingnya aksi kolaborasi antar pemangku kepentingan untuk mengatasi dampak global perubahan iklim.
Baca Juga: Pengawasan Kualitas Air Jadi Perhatian World Water Forum ke-10 di Bali
Komitmen terkait penanganan perubahan iklim, diperlukan tujuan atau target khusus terkait pengolahan air perlu ada tindakan nyata yang fokus terhadap sumber daya air. Dengan memahami dampak perubahan iklim dan hubungannya dengan penggunaan air dan energi, imbuh Evan, perusahaan dapat mengidentifikasi peluang penghematan untukmenyeimbangkan emisi gas rumah kaca dan tetap meningkatkanproduktivitas.
"Kita tidak dapat menangani perubahan iklim melalui pengurangan emisi gas rumah kaca tanpa pertimbangan terkait peran penting air," paparnya.
Kebutuhan operasi yang bertanggung jawab dan tangguh hanya akan tumbuh apabila ada strategi pengelolaan air yang efektif dan membantu perusahaan mencapai tujuan keberlanjutan mereka.
Keberlanjutan adalah inti dari tujuan Ecolab. Di semua industri yang mereka layani, Ecolab bekerja sama dengan pelanggan mereka untuk memberikan hasil terbaik dengan total biaya terendah sambil mengurangi limbah, menghemat energi dan penggunaan air.
"Mulai dari cara kami mengoperasikan dan mengembangkan solusi hingga cara kami bekerja dengan pelanggan dan mendukung komunitas; kami bekerja untuk memberikan masa depan yang lebih berkelanjutan untuk semua orang," pungkas Evan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement