Mantan Bos WeWork, Adam Neumann harus membayarkan utang kepada sejumlah bank dan dilaporkan sedang mengajukan persyaratan kredit baru pasca-IPO (Initial Public Offering) perusahaan dibatalkan.
Bersama dengan para pemberi pinjaman, meliputi JPMorgan, UBS, dan Credit Suisse, Neumann mendiskusikan persyaratan baru yang berpotensi mengharuskannya menjaminkan sejumlah properti atau aset lain untuk membayar utangnya.
“Dalam beberapa kasus, perjanjian seperti itu dikenal sebagai jaminan pribadi,” jelas narasumber yang tak mau disebutkan namanya kepada Business Insider, Selasa (8/10/2019).
Baca Juga: Bos SoftBank Paksa CEO WeWork Mengundurkan Diri
Neumann menentukan batas kredit US$500 juta dengan bank-bank tersebut sebelum WeWork merencanakan IPO. Lebih lanjut, ia sudah menarik pinjaman sebesar US$380 juta dan berencana membayarnya.
Pembicaraan soal syarat pembayaran terbaru masih dapat berubah, menurut para narasumber. Namun, juru bicara Neumann membantahnya dengan mengatakan, “tidak ada ketentuan yang ditetapkan.”
Awalnya, Neumann berniat membayar pinjaman dengan menyerahkan saham publik atau menggunakan uang tunai dari penjualan saham di bursa. Dengan ditundanya IPO, Neumann dan pemberi pinjaman perlu memikirkan opsi pembayaran utang yang lain.
Kedua pihak juga perlu mempertimbangkan masa depan WeWork. Pada Januari lalu, WeWork bernilai US$47 miliar, tetapi saat mengajukan prospektus IPO-nya pada Agustus, beberapa investor pasar publik dan bankir menduga valuasi perusahana itu mungkin berada di angka US$10 miliar.
Biasanya, pada pinjaman seperti ini, pemberi pinjaman akan memperimbangkan penurunan nilai WeWork dan mengharuskan peminjam untuk mengirim jaminan tambahan. Praktik ini dikenal sebagai panggilan margin.
"Jika harga saham biasa Kelas A kami turun ke tingkat yang menghasilkan margin call, tidak ada pembayaran pinjaman, Neumann akan diminta untuk menjaminkan saham tambahan dari saham biasa Kelas A atau uang tunai sebagai jaminan,” jelas perusahaan dalam prospektus IPO-nya.
Juru bicara untuk WeWork, JPMorgan, UBS, dan Credit Suisse menolak berkomentar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: