Terhadap serangan itu, menurut Laksana, Trend Micro memblokir lebih dari 26,8 miliar ancaman di awal pertengahan tahun 2019, lebih dari enam miliar dari periode yang sama tahun lalu. Sebagai catatan, 91% dari ancaman ini memasuki jaringan perusahaan melalui email. Untuk mengurangi ancaman-ancaman canggih ini dibutuhkan pertahanan yang cerdas dan mendalam yang dapat mengorelasikan data dari lintas gateway, jaringan, server, dan endpoints untuk mengidentifikasi dan menghentikan serangan terbaik.
Baca Juga: Siberkreasi Dorong Netizen Gunakan Internet Lebih Bijak
Selain itu, dalam upaya memerangi serangan siber yang makin canggih, perusahaan juga meluncurkan deteksi dan respons yang terintegrasi di seluruh email, jaringan, endpoints, server, dan beban kerja cloud pertama kalinya di industri, yang mereka sebut solusi XDR. XDR tersedia sebagai layanan terkelola untuk menambah tim in-house dengan pakar ancaman Trend Micro. Managed XDR Trend Micro menyediakan analisis ancaman penuh secara 24x7, pendeteksi ancaman, rencana respons, dan rekomendasi perbaikan.
Dalam solusi XDR Trend Micro, "X" mengacu pada set data yang paling luas dari titik perlindungan dan sangat penting untuk menemukan ancaman tersembunyi. Deteksi yang dihasilkan lebih akurat, lebih cepat, dan memberikan konteks yang lebih baik daripada sebelumnya. Memiliki satu versi keamanan dan skema standar untuk memprediksi peringatan akan membuat kinerja tim keamanan TIĀ menjadi lebih tepat guna.
"Ancaman tidak ada henti-hentinya dan kesenjangan kemampuan hampir tidak dapat dipecahkan. Ini membuat kami berinovasi lebih banyak lagi untuk menjadi terdepan di industri keamanan siber. Keamanan bisnis tidak dapat bergantung pada titik akhir saja, tidak seperti penawaran EDR lama yang mengabaikan faktor ancaman pada kunci tertentu seperti email. Kami menemukan lebih banyak sumber untuk pendeteksian terlengkap yang dapatĀ dihasilkan sedini mungkin," tandas Laksana.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum