Sedang Krisis Keuangan, PBB Lakukan Pemangkasan Biaya, Apa Saja?
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengambil sejumlah langkah dalam mengatasi krisis keuangan yang dialami lembaga yang dipimpinnya. Rapat ditiadakan, perjalanan dinas dipangkas dan pengiriman dokumen PBB ditunda. Selain itu, penerjemah untuk enam bahasa juga dibatasi. Penggunaan AC dan pemanas dikurangi, serta operasional air mancur di luar markas PBB dimatikan.
Langkah-langkah penghematan terhadap semua fasilitas dan operasional PBB di seluruh dunia ini mulai efektif pada Senin pekan depan untuk menanganai krisis keuangan terburuk dalam hampir satu dekade.
"Tindakan darurat akan mempengaruhi kondisi kerja dan operasional sampai pemberitahuan lebih lanjut," kata Sekjen PBB dalam surat yang kepada semuan entitas PBB yang diedarkan Jumat waktu setempat yang dikutip dari AP, Minggu (13/10/2019).
Baca Juga: Ternyata Markas PBB Tak Hanya di New York, di Mana yang Lainnya?
Kepala manajemen PBB Catherine Pollard mengatakan kepada komite anggaran Majelis Umum pada hari Jumat bahwa 128 negara telah membayar USD1,99 miliar sebagai iuran untuk anggaran operasional 2019 pada 4 Oktober.
Namun ia juga mengatakan USD1,386 miliar terhutang untuk tahun ini oleh 65 negara, termasuk lebih dari USD1 miliar oleh Amerika Serikat (AS).
"Anggaran reguler telah menghadapi masalah likuiditas yang parah dalam beberapa tahun terakhir, dengan tren penurunan yang berkembang di mana, setiap tahun, situasinya menjadi lebih mengerikan daripada tahun sebelumnya," kata Pollard.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: