Kementerian Pertanian berkomitmen menciptakan pemerataan pembangunan sektor pertanian. Salah satunya melalui pengembangan kawasan hortikultura. Mendukung hal tersebut, Ditjen Hortikultura mendorong Sulawesi Tengah menjadi pemasok cabai wilayah Indonesia Timur.
Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto, menyampaikan bahwa Indonesia didominasi banyak kepulauan. Dengan begitu, diperlukan strategi khusus untuk menjaga cabai agar merata sepanjang tahun. Salah satunya dengan menumbuhkan daerah sentra produksi. "Seperti di Sulawesi Tengah, secara geografi dan topografi sangat ideal menjadi buffer zone wilayah Indonesia Timur,” ujar Prihasto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (15/10/2019).
Baca Juga: Kementan Buka Akses Pasar Pisang Raja Sumatera
Tahun ini, kata Dirjen yang akrab dipanggil Anton ini, melalui bantuan APBN, pemerintah mengalokasikan bantuan pengembangan kawasan aneka cabai seluas 375 hektare di Sulawesi Tengah. "Kalau kawasan ini bisa dikelola dengan baik, fluktuasi pasokan dan harga bisa dieliminisasi,” sambung Anton.
Bantuan pengembangan kawasan yang diberikan Kementerian Pertanian merupakan bentuk perhatian untuk menumbuhkan semangat petani dalam berbudidaya cabai pascagempa 2018 lalu. Harapannya, Sulteng bisa mencukupi kebutuhan pasar wilayah Indonesia Timur yang selama ini masih bergantung dari Pulau Jawa.
Senada hal tersebut, Kepala Dinas Pertanian Sulteng, Tri Iriyani, menyatakan kesiapannya untuk menggarap Indonesia Timur. Ia menyebut saat ini anggaran APBD untuk pengembangan hortikultura cukup besar dan masih akan berlanjut untuk tahun-tahun berikutnya karena adanya pemulihan pascagempa.
“Tahun depan sekitar Rp3 miliar. Rencananya akan kami manfaatkan untuk penyiapan sarana prasarana yang dibutuhkan petani. Terutama pada daerah sentra cabai yang paling terdampak gempa, seperti Sigi yang terputus saluran irigasinya dari Humbasa. Ini akan menjadi PR utama kami bahwa sarana irigasi dan penyediaan air menjadi prioritas alokasi," terang Iriyani.
Pengurus kelompok tani Pompey Vay, Muchtar, asal Kecamatan Dolo, Kabuaten Sigi menyampaikan terima kasih atas perhatian yang diberikan pemerintah sehingga ia dan petani lainnya bisa kembali berbudidaya cabai.
"Kami sangat senang mendapat bantuan dari pemerintah. Ini meringankan beban kami. Apalagi, sebentar lagi memasuki musim panen raya. Pertanaman cabai di Sigi sangatlah luas, bisa mencapai 150 hektare. Biasanya kami pasok sampai ke Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, dan sebagian ke Sulawesi Barat," ujar Muchtar.
Sebagai informasi, produktivitas cabai besar di Sulawesi Tenggara sebanyak 5,7 ton per hektare dan cabai rawit 6,77 ton hektare. Khusus Kabupaten Sigi, cabai besar 9,86 ton per hektare dan cabai rawit 7,13 ton per hektare. Produksi total Sulteng pada 2018 sebesar 34.037 ton, sedangkan Kabupaten Sigi 2018 sebesar 5.328 ton.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Puri Mei Setyaningrum
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: