Pemerintah akan membangun ibu kota baru dengan sistem transportasi modern yang memanjakan pengguna jalan. Dengan jargon less mobility, move freely, and less travel time, warga ibu kota tidak akan terjebak macet dan nyaman berjalan kaki.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam sebuah forum diskusi di Jakarta belum lama ini memaparkan rencana pemerintah mengembangkan sistem transportasi yang modern dan ramah lingkungan di ibu kota negara yang baru.
"Teknologi seperti MRT (mass rapid transit) dan ART (autonomous rapid transit) akan kami terapkan di sana. Teknologi itu sendiri masih belum terlalu banyak dilakukan. Tetapi dengan semangat yang baik, dengan kemampuan teknologi yang dimiliki Inka, kereta api, kita yakin dapat melakukan itu semua," kata Budi dikutip Rakyat Merdeka, Jumat (11/10/2019).
Baca Juga: Status Ibu Kota Lepas, Jakarta Menuju Kota Bisnis Berkelas
Di ibu kota baru nanti, kata Budi, angkutan umum diprioritaskan, kendaraan pribadi dikurangi, dan penggunaan kendaraan ramah lingkungan seperti sepeda digalakkan.
Transportasi eco-friendly berbasis kendaraan bermotor listrik juga menjadi prioritas seperti e-bus, e-taxi, e-car, dan e-scooter. Namun yang terpenting, pemeritah akan menyediakan fasilitas jalur pedestrian yang lebar dan nyaman untuk pejalan kaki.
Pemerintah, kata Budi, ingin warga ibu kota dipermudah dengan membangun gedung-gedung perkantoran yang tidak terlalu jauh jaraknya. Perjalanan sejauh 20 kilometer harus bisa ditempuh dalam waktu kurang dari 30 menit dengan menggunakan kendaraan umum dan berjalan kaki.
"Memulai hidup baru, jalan 5 kilometer tanpa harus kepanasan. Oleh karenanya, kita harus buat pohon dan sebagainya," kata Budi.
Baca Juga: Privatisasi Aset, Opsi Lain Danai Ibu Kota Baru
Dalam mengembangkan sistem transportasi yang terintegrasi dan terkoneksi, pemerintah tetap mempertimbangkan moda transportasi yang telah ada di Kalimantan Timur. Seperti bandara, pelabuhan, dan stasiun kereta api. Begitu juga rute jalan yang sudah terbangun seperti Trans Kalimantan, jalan tol, jalan provinsi, jembatan, jalur rel kereta api, dan jalur laut.
Dengan demikian, Budi berharap perjalanan dari satu titik lokasi ke lokasi tujuan dapat ditempuh dalam waktu singkat. Seperti dari bandara, dengan express line atau express ways dapat ditempuh maksimum 30 menit. Angkutan perairan juga demikian.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lili Lestari
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: