Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Resesi Ekonomi Mengancam Dunia

Resesi Ekonomi Mengancam Dunia Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Resesi diprediksi akan menghantam ekonomi global tak lama lagi. Para pembuat kebijakan tidak akan dapat mencegahnya. Para ekonom menyatakan risikonya sangat tinggi.

"Saya pikir risikonya sangat tinggi sehingga jika sesuatu tidak seperti yang diharapkan, kita akan mengalami resesi. Bahkan, jika kita tidak mengalami resesi selama 12-18 bulan ke depan, saya pikir cukup jelas bahwa ekonomi kita akan jauh lebih lemah," kata Kepala Ekonom Moody's Analytics, Mark Zandi, kepada CNBC seperti dikutip rt.com.

Baca Juga: UMKM dan Koperasi, Pondasi Utama Hadapi Resesi Ekonomi Global

Menurut ekonom, ada banyak faktor yang dapat membantu menghindari perlambatan ekonomi. Di antaranya Presiden AS, Donald Trump, menghentikan perang dagang dengan China, Inggris menemukan resolusi untuk Brexit, dan bank sentral melanjutkan stimulus moneter mereka.

Ketika ditanya tentang kemungkinan resesi ekonomi global, Zandi berkata, "Saya pikir akan tinggi, sangat tidak nyaman." Peringatan tersebut datang dari Zandi ketika Lembaga Dana Moneter Internasional (IMF) membuat revisi penurunan pertumbuhan global.

IMF dalam World Economic Outlook mengungkapkan bahwa ekonomi global tumbuh pada laju paling lambat sejak krisis keuangan 2009. IMF memproyeksikan pertumbuhan PDB global sebesar 3 persen tahun ini, turun dari perkiraan Juli sebesar 3,2 persen. Penurunan yang tajam hanya dari dua tahun lalu.

Bos IMF yang baru, Kristalina Georgieva, seperti dilaporkan Bloomberg, melihat risiko yang sangat serius bahwa perlambatan tersebut akan menyebar. IMF menyalahkan konflik perdagangan, ketidakpastian Brexit, dan krisis geopolitik lainnya. 

Ada kebutuhan mendesak para pemimpin dunia untuk mengurangi ketegangan. "Kebijakan moneter tidak bisa menjadi satu-satunya permainan di kota dan harus digabungkan dengan dukungan fiskal berupa tersedinya ruang fiskal dan kebijakan belum terlalu ekspansif," kata Zandi.

Zandi setuju pemerintah harus meningkatkan pengeluaran untuk mendukung ekonomi, mencatat bahwa bagaimanapun juga banyak negara ekonomi besar tidak akan menempuh jalan itu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: