Sehari sebelumnya, Mesa telah merayakan ke putaran kedua setelah penghitungan resmi hampir 84 persen surat suara menunjukkan Morales kekurangan suara yang diperlukan untuk menghindari putaran kedua. Jajak pendapat lain juga menunjukkan perlombaan yang ketat menuju babak kedua.
Akan tetapi, Morales, yang telah memenangkan tiga masa jabatan sebelumnya dengan mayoritas kuat, bersikeras pada hari Minggu bahwa ia akan mendapatkan cukup suara dari daerah pedesaan untuk kemenangan langsung.
Ketidakpastian memicu protes di negara Amerika Selatan yang terkurung daratan itu dan kekhawatiran tentang potensi manipulasi muncul di antara pengamat pemilu internasional dan diplomat. Beberapa diantaranya khawatir hal itu dapat memicu kerusuhan dengan kekerasan seperti yang baru-baru ini mengguncang Chili dan Ekuador.
Baca Juga: Situasi Memanas, Para Demontran di Ekuador Culik 8 Petugas Polisi
"Hasil ini dapat dipertanyakan dan kami melihat awal konflik, suasana yang ditimbulkan dapat berubah dari ketegangan menjadi ledakan," kata analis politik Bolivia Franklin Pareja.
Sebelum pengadilan pemilihan kembali memperbarui hasil awal pada hari Senin, ribuan warga Bolivia telah melakukan aksi protes di luar sebuah hotel di La Paz di mana TSE telah berkumpul untuk memproses suara. Polisi menembakkan gas air mata ke kerumunan, di tengah laporan bentrokan dalam aksi protes di tempat lain.
Keputusan TSE sebelumnya untuk menghentikan penghitungan sementara dengan hanya 83,76 persen dari pemungutan suara yang selesai dihitung telah mendorong lembaga monitor resmi, Organisasi Negara-negara Amerika (OAS), menuntut untuk mengetahui apa yang terjadi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: