Jembatan Pulau Balang merupakan salah satu akses alternatif dan ikon dari IKN. Peserta diharapkan fokus delineasi kawasan 190.000 hektare. Konservasi menjadi pertimbangan utama. Kawasan lindung harus dipertahankan. Budaya lokal atau kearifan lokal masyarakat setempat juga harus menjadi pertimbangan dalam desain. Serta dimungkinkan adanya bandara khusus selain di Samarinda dan Balikpapan.
Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Nicodemus Daud mengatakan, tujuan kunjungan lapangan agar peserta dapat mengetahui kondisi sesungguhnya tempat rencana lokasi IKN, tidak hanya berdasarkan peta.
"Peserta bisa melihat di lapangan, lalu berdiskusi dan akhirnya akan menghasilkan inovasi desain yang menjadikan ibu kota negara sebagai Ibu Kota Asia," katanya.
Baca Juga: Nyaman Berjalan Kaki di Ibu Kota Baru
Dalam menentukan batas-batas wilayah perencanaan, peta informasi lokasi IKN baru merupakan acuan penyusunan desain. "Kami siapkan lengkap peta jalan, jaringan listrik, jaringan pipa migas, jaringan serat optik, dan juga kontur wilayahnya. Semuanya bisa diakses pada situs http://sayembara IKN.pu.go.id," terang Nicodemus
Saat ini tercatat 750 peserta yang ikut Sayembara. Pendaftaran dimulai sejak 3 Oktober 2019 dan ditutup pada 21 Oktober. "Semakin banyak tentunya menunjukkan hal yang luar biasa karena akan memperkaya ide-ide untuk membangun IKN," kata Nicodemus.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lili Lestari
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: