Pentagon Tak Tahu Sumber Informasi yang Didapat Trump Soal al-Baghdadi
Pentagon tidak bisa memverifikasi kebenaran sumber informasi yang diperoleh presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tentang rincian serangan terhadap pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi yang dipaparkannya saat konferensi pers.
Hal itu disampaikan oleh juru bicara Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley. Ia mengatakan kepada wartawan bahwa ia menganggap Trump telah mendengar rincian tentang sikap Baghdadi selama serangan itu. Trump menggambarkannya merintih dan menangis dalam kepanikan saat komandan pasukan AS mendekatinya.
"Saya tahu presiden telah merencanakan untuk berbicara dengan unit dan anggota unit," kata Milley.
Baca Juga: Aktivis Kayla Muller Diperkosa dan Dibunuh ISIS, Keluarga Bersyukur al-Baghdadi Tewas
"Tapi saya tidak tahu apa sumbernya. Saya menganggap itu sedang berbicara langsung dengan anggota unit dan unit,” imbuhnya seperti dilansir dari The Hill, Rabu (30/10/2019).
Milley menambahkan bahwa dia sendiri belum mendengar laporan yang sama. Ia menjadi pejabat Pentagon kedua yang meragukan kebenaran pernyataan Trump tentang kondisi pemimpin teroris itu hanya dalam dua hari setelah Menteri Pertahanan Mark Esper mengatakan dia tidak memiliki "rincian" yang sama tentang serangan yang dibagikan oleh Trump.
Gedung Putih sendiri tidak segera menjawab permintaan komentar The Hill tentang bagaimana Trump mengetahui keadaan emosi Baghdadi selama serangan pasukan khusus AS.
Baca Juga: Trump Klaim Anjing Ini sebagai Pahlawan Luar Biasa, Kenapa?
Kematian Baghdadi menandai kemunduran besar bagi ISIS, yang para ahli peringatkan bisa memicu kebangkitan di daerah-daerah yang sekarang diperebutkan oleh pasukan Turki dan pasukan pimpinan Kurdi di Suriah timur laut, tempat ribuan pejuang ISIS ditahan.
Keputusan presiden untuk menarik pasukan AS dari wilayah itu awal bulan ini sebelum aksi militer Turki dikritik secara luas di Capitol Hill, baik atas efeknya pada kampanye melawan ISIS maupun untuk keputusan AS tidak melindungi pasukan Kurdi yang sebelumnya membantu koalisi AS melawan kelompok pemberontak.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: