Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengiklan Lewat Influencer: Jumlah Followers atau Jumlah Sasaran?

Mengiklan Lewat Influencer: Jumlah Followers atau Jumlah Sasaran? Kredit Foto: Bernadinus Adi Pramudita
Warta Ekonomi, Jakarta -

Beriklan melalui media sosial, khususnya lewat influencer atau selebriti memang sedang menjadi tren dalam dunia pemasaran digital saat ini. Influencer dengan jumlah pengikut atau followers yang banyak kerap kali dijadikan acuan bagi pelaku usaha dalam melakukan promosi. Namun, benarkah followers banyak dapat memicu kenaikan penjualan pada sebuah produk?

Business Director Famous Allstars, Alex Wijaya, mengakui bahwa jumlah followers pada influencer tidak selalu menjamin pengaruhnya terhadap kenaikan dari sisi penjualan akibat promosi dari influencer.

Baca Juga: Allstars.id Platform Pertama Penghubung Influencer dengan Pelaku Usaha

"Jumlah followers itu bukan nomor satu karena bukan banyak, tapi tepat. Karena kalau dibilang banyak, belum tentu bisa convert jadi sales. Karena banyak itu artiny, banyak yang lihat. Tepat. Walaupun cuma seribu followers-nya, dia orang yang tepat," ujarnya di Menara Rajawali, Rabu (6/11/2019).

Menurutnya, ketepatan sasaran pasar justru lebih efektif meningkatkan penjualan daripada cakupan yang diperoleh dari followers yang jumlahnya banyak. "Kalau saya punya followers seribu, terus saya bilang 'makan nih ropang enak'. Meskipun followers saya cuma seribu, saya yakin 900 percaya sama saya. Kenapa? Karena kredibilitas dari ratusan itu lebih tinggi," tambahnya.

Hal tersebut juga diakui oleh pelaku usaha yang bergerak di bidang kuliner, Tjoek Widharyoko. Ia yang saat ini menjabat sebagai CMO dari Ropang OTW ini mengakui bahwa ada pergeseran pola pikir dalam melakukan promosi melalui influencer.

"Dulu kita mencari satu-satu influencer. Kita mencarinya based on followers karena kita dulu masih percaya followers banyak dapat exposure banyak. Satu dua tahun terakhir ini ada perubahan berpikir. Lebih ke influencer yang followers-nya tidak terlalu banyak, tapi lebih mempengaruhi followers-nya," katanya di Menara Rajawali, Rabu (6/11/2019).

Tjoek juga menyebut ada peningkatan penjualan ketika melakukan promosi melalui influencer. Namun, menurutnya sulit untuk menghitung berapa persen kenaikan penjualan melalui influencer pada bisnis kuliner.

"Peningkatannya berapa kita tidak bisa ukur ya. Dengan misalnya iklan lewat selebriti yang followers-nya satu juta dibandingkan influencer yang followers-nya sepuluh ribu, kita tidak bisa ukur pelanggan yang datang apakah dari selebriti yang followers-nya satu juta atau influencer yang followers-nya sepuluh ribu," tambahnya.

Lantas, apakah yang membuat seorang influencer berpengaruh dalam melakukan promosi sebuah produk?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: