Mati-Matian Dukung Capres, Ujungnya Jokowi-Prabowo Bagi Kursi, LSI: Makanya Politik Santuy Aja
"Kita berpolitik secara keras sekali, padahal ujungnya bersatu kembali. Sekali lagi, ini hentakan bahwa dalam politik tak ada kawan atau musuh yang abadi. Yang abadi adalah kepentingan," katanya.
Bersatunya dua tokoh, yakni Jokowi dan Prabowo, kata dia, menjadi referensi yang paling kuat untuk ajang pesta demokrasi selanjutnya agar berpolitik secara rileks.
Diakui Denny, LSI menemukan efek Pilpres 2019 memang membuat kepercayaan publik terhadap lembaga-lembaga negara turun, seiring maraknya kampanye negatif, politisasi agama, dan masifnya penyebaran hoaks.
Namun di sisi lain, kata dia, LSI juga menemukan hal lain yang bisa ditafsirkan bertambah kuatnya situasi politik di Indonesia, yakni bersatunya dua capres setelah kontestasi Pilpres 2019.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat