Stabilitas ekonomi Indonesia masih tetap terjaga di tengah dinamisnya kondisi global. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa perang dagang antara Amerika dan RRC masih menjadi isu ekonomi global. Dari sisi global yang lain, kondisi manufaktur Jerman mengalami kontraksi.
"Selain itu, ketidakpastian Brexit masih tetap berlangsung meskipun telah ada kepemimpinan baru. Dari negara berkembang, utang Argentina yang mengalami gagal bayar, krisis di Venezuela, dan Chile juga gejolak yang terjadi di Bolivia," kata Sri Mulyani di Jakarta, Senin (18/11/2019).
Baca Juga: Menkeu: Ekonomi Syariah Punya Potensi Berkembang Pesat
Sementara itu dari sisi Asia, ekonomi China terus mengalami pelemahan. Jepang serta Korea juga masih dalam kondisi ketegangan karena masalah historis.
"Dalam kondisi global yang begitu sangat dinamis dan cenderung negatif, Indonesia masih tetap bisa menjaga pertumbuhan ekonominya pada kisaran 5% seperti yang tertuang di dalam kuartal III/2019 ini oleh Badan Pusat Statistik," jelasnya.
Dengan stabilitas ekonomi yang terjaga, lanjutnya, mendorong konsumsi rumah tangga (RT) dan lembaga non-profit rumah tangga (LNPRT) tetap tumbuh kuat. Inflasi tetap terkendali dan pergerakan nilai tukar rupiah yang stabil dan cenderung menguat terhadap dolar Amerika Serikat. Sementara itu, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) di triwulan III 2019 mengalami perbaikan defisit yang didorong oleh penurunan defisit transaksi berjalan dan peningkatan surplus transaksi modal dan finansial.
"Kondisi ini diyakini akan memberikan fondasi kuat terhadap perkembangan ekonomi nasional hingga akhir tahun ini dan tahun depan," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum